Rabu, 31 Agustus 2011

Agama adalah Fitrah


Agama adalah Fitrah



 
Fitrah adalah potensi-potensi tertentu yang ada pada diri manusia yang telah dibawanya semenjak lahir, dalam kaitannya dengan tugas manusia sebagai khalifah Allah untuk menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan dimuka bumi ini. Sebab dengan berkembangnya seluruh fitrah tersebut, barulah tugas hidup manusia itu akan terlaksana dengan sukses.
Menurut para pakar ilmu jiwa, didalam jiwa manusia itu ada enam rasa/potensi, yaitu Agama intelek, sosial, susila, harga diri dan seni.
Lalu menurut para ilmuwan Antrhopolgi, potensi pada diri manusia itu ada tiga, yaitu mempertahankan hidup melangsungkan keturunan dan membela hidup. Dimana mempertahankan hidup dengan makan dan minuman, melangsungkan keturunan dengan bersuami atau beristri, membela hidup dengan persenjataan.
Islam sendiri mengakui bahwa manusia dilahirkan memang membawa potensi-potensi kefitrahan tertentu itu.
Dalam hal ini Nabi besar Muhammad Saw bersabda :
'Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah'
(Hr. Muslim).
Persoalannya sekarang, apakah Al-Qur'an mengungkapkan fitrah-fitrah yang ada pada diri manusia dalam bentuk perintah atau anjuran untuk berbuat sesuatu yang diluar kemampuannya atau fitrahnya, maka berarti :
1.
Al-Qur'an melanggar prinsip yang telah ditetapkan sendiri, yaitu agama Islam diciptakan bersesuaian dengan fitrah manusia, sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Ar-Ruum ayat 30 :
"So set thy purpose for religion as a man by nature upright - the nature (framed) of Allah, in which He hath created man. There is no altering (the laws of) Allah's creation. That is the right religion, but most men know not -"
(QS. 30:30)
"Maka hadapkanlah dirimu kepada agama (Allah) yang benar itu; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. 30:30)
2.
Al-Qur'an memaksa manusia manusia untuk berbuat sesuatu yang diluar kemampuannya. Padahal Allah sudah menyatakannya dalam Al-Qur'an :
"Allah tasketh not a soul beyond its scope. For it (is only) that which it hath earned, and against it (only) that which it hath deserved."
(QS. 2:286)
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
(QS. 2:286)
"Say: Each one doth according to his rule of conduct."
(QS. 17:84)
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing".
(QS. 17:84)
Untuk itulah kita akan mengungkapkan bagaimana Al-Qur'an mengakui dan menghidupkan fitrah-fitrah yang ada pada diri manusia itu.
1. Agama
A.
Fitrah keagamaan ini menurut Al-Qur'an telah diberikan kepada manusia semenjak dialam roh dahulu, yaitu ketika Allah mengajak roh manusia untuk mengadakan suatu perjanjian sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Al A'raf ayat 172 berikut :
"And (remember) when thy Lord brought forth from the Children of Adam, from their reins, their seed, and made them testify of themselves, (saying): Am I not your Lord ? They said: Yea, verily."
(QS. 7:172)
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah Aku ini Tuhanmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(QS. 7:172)
Adanya pengakuan inilah yang membawa konsekuensi pada manusia untuk beragama.
Sehingga Almarhum Buya Hamka dalam bukunya 'Pelajaran Agama Islam' mengatakan: 'Setelah kita tinjau perkembangan hidup manusia dan perkembangan caranya berpikir sejak dari jaman sangat sederhana (primitif) sampai ia meningkat bermasyarakat, nyatalah sudah bahwa pokok asli pendapatnya ialah tentang adanya Yang Maha Kuasa dan Ghaib. Inilah perasaan yang semurni-murninya dalam jiwa manusia.'
B.
Allah mengirimkan Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan perjanjian tersebut.
"Remind them, for thou art but a remembrancer."
(QS. 88:21)
"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang memberi peringatan."
(QS. 88:21)
C.
Allah menurunkan Al-Qur'an adalah untuk mengatur konsekuensi perjanjian itu.
Setiap perjanjian mempunyai konsekuensi, yaitu hak dan kewajiban antara kedua belah pihak yang berjanji. Tetapi karena perjanjian itu terjadi antara Allah dengan manusia, maka konsekuensinya tidak seperti perjanjian antara manusia dengan manusia. Sebab Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri-Nya), maka pada Allah tidak ada kewajiban dan pada manusia tidak ada hak.
Ini diganti dengan wewenang, yaitu wewenang Allah untuk memberi segala sesuatu kepada manusia agar ia mampu dan cakap dalam melaksanakan perjanjian itu, dan wewenang manusia adalah untuk menerima segalanya itu.
Jadi yang masih ada adalah hak pada Allah dan kewajiban pada manusia.
Hak Allah untuk disembah dan kewajiban manusia untuk menyembah-Nya.
Menyembah Allah berarti melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Karena itu isi Al-Qur'an adalah perintah dan larangan Allah, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, agar manusia melaksanakannya dengan kesadaran sendiri dan berhasil dengan sukses.
Al-Qur'an menyatakan :
"And We reveal the Scripture unto thee as an exposition of all things, and a guidance and a mercy and good tidings for those who have surrendered (to Allah)."
(QS. 16:89)
"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri."
(QS. 16:89)
"O People of the Scripture! Now hath Our messenger come unto you, expounding unto you much of that which ye used to hide in the Scripture, and forgiving much. now hath come unto you light from Allah and plain Scripture. Whereby Allah guideth him who seeketh His good pleasure unto paths of peace. He bringeth them out of darkness unto light by His decree, and guideth them unto a straight path."
(QS. 5:15-16)
"Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, yang menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus."
(QS. 5:16)
2. Agama

A.
Islam adalah agama (yang sesuai dengan) akal manusia.
Nabi Muhammad Saw menyabdakan : 
'Agama itu adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak (mau memanfaatkan akalnya) berakal'
(Hr. Abu Syekh)
Orang-orang yang akalnya belum berkembang (anak-anak), atau orang-orang yang akalnya tidak berfungsi (orang yang tidur), atau orang yang akalnya sudah rusak (orang gila), tidak dibebani hukum agama.
Dalm hal ini Nabi Besar Muhammad Saw bersabda:
"Yang terlepas dari hukum agama itu ada tiga macam: 1. Anak hingga ia dewasa, 2. Orang tidur hingga ia bangun, 3. Orang gila hingga ia sembuh."
(Hr. Abu Daud dan Ibnu Majah).
B.
Al-Qur'an mendorong manusia untuk berpikir tentang segala sesuatu dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai pada kesimpulan bahwa segala sesuatu itu ada penciptanya, yaitu Tuhan, dan diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu, yang akhir-akhirnya mendorong manusia untuk lebih beriman kepada Tuhan yang Esa dalam segala bidang-Nya.
"Lo! In the creation of the heavens and the earth and (in) the difference of night and day are tokens (of His Sovereignty) for men of understanding, Such as remember Allah, standing, sitting, and reclining, and consider the creation of the heavens and the earth, (and say): Our Lord! Thou createdst not this in vain. Glory be to Thee! Preserve us from the doom of Fire."
(QS. 3:190-191)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. 3:190-191)
Kemudian Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia dengan intelektualnya mampu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh ayat berikut :
"Lo! We made him strong in the land and gave him unto every thing a road."
(QS. 18:84)
"Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu."
(QS. 18:84)
Untuk mencapai itu, manusia diperintahkan mencari jalan-jalan tersebut yang selanjutnya akan memberikan manusia itu pengetahuan.
"But seek the abode of the Hereafter in that which Allah hath given thee and neglect not thy portion of the world, and be thou kind even as Allah hath been kind to thee, and seek not corruption in the earth; lo! Allah loveth not corrupters."
(QS. 28:77)
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu ber-buat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
(QS. 28:77)
"And seek that which Allah hath ordained for you, and eat and drink until the white thread becometh distinct to you from the black thread of the dawn..."
(QS. 2:187)
"Dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam..."
(QS. 2:187)
C.
Al-Qur'an memuji keunggulan atau superioritas orang-orang yang berilmu pengetahuan (cendikiawan/ilmuwan) sebagaimana yang dinyatakan oleh ayat-ayat berikut :
"Allah will exalt those who believe among you, and those who have knowledge, to high ranks. Allah is Informed of what ye do."
(QS. 58:11)
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. 58:11)
Sebaliknya Allah membenci orang-orang yang bodoh dan tidak berusaha untuk membebaskan dirinya dari kebodohan tersebut.
"Already have We urged unto hell many of the jinn and humankind, having hearts wherewith they understand not, and having eyes wherewith they see not, and having ears wherewith they hear not. These are as the cattle - nay, but they are worse! These are the neglectful."
(QS. 7:179)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(QS. 7:179)
"Lo! the worst of beasts in Allah's sight are the deaf, the dumb, who have no sense."
(QS. 8:22)
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun."
(QS. 8:22)
"Lo! Allah changeth not the condition of a folk until they (first) change that which is in their hearts."
(QS. 13:11)
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
(QS. 13:11)
Akan tetapi Allah tidak akan menghukum mereka yang mengerjakan kesalahan karena kebodohan mereka dan mereka melakukan perbaikan didalam sikapnya setelah ia terbebas dari kebodohannya.
"Then lo! thy Lord - for those who do evil in ignorance and afterward repent and amend - lo! (for them) thy Lord is afterward indeed Forgiving, Merciful."
(QS. 16:119)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. 16:119)
3. Sosial
A. Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia adalah umat yang satu.
"Mankind were one community, and Allah sent (unto them) prophets as bearers of good tidings and as warners, and revealed therewith the Scripture with the truth that it might judge between mankind concerning that wherein they differed. And only those unto whom (the Scripture) was given differed concerning it, after clear proofs had come unto them, through hatred one of another. And Allah by His Will guided those who believe unto the truth of that concerning which they differed. Allah guideth whom He will unto a straight path."
(QS. 2:213)
"Manusia itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus."
(QS. 2:213)
B. Manusia dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk saling kenal mengenal.
"O mankind! Lo! We have created you male and female, and have made you nations and tribes that ye may know one another. Lo! the noblest of you, in the sight of Allah, is the best in conduct. Lo! Allah is Knower, Aware."
(QS. 49:13)
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(QS. 49:13)
C. Al-Qur'an memerintahkan agar hidup dilaksanakan dengan saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan tidak saling menolong didalam melakukan dosa dan kejahatan.
"but help ye one another unto righteousness and pious duty. Help not one another unto sin and transgression, but keep your duty to Allah."
(QS. 5:2)
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."
(QS. 5:2)
Dari pernyataan ayat diatas, jelaslah bahwa Al-Qur'an telah meletakkan dasar-dasar kehidupan sosial yang pokok dan paling utama.
4. Susila
A.
Al-Qur'an mengatur manusia kedalam suatu sistem kehidupan yang berdasar pada segala kebaikan dan bebas dari segala kejahatan.
"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
(QS. 2:197)
"And whatsoever good ye do Allah knoweth it. So make provision for yourselves (Hereafter); for the best provision is to ward off evil. Therefore keep your duty unto Me, O men of understanding."
(QS. 2:197)
B.
Al-Qur'an mendorong, bukan saja untuk melaksanakan sifat yang baik, tetapi juga menegakkannya dan mendorong untuk menghapuskan sifat yang buruk.
"Establish worship at the two ends of the day and in some watches of the night. Lo! good deeds annul ill-deeds. This is reminder for the mindful."
(QS. 11:114)
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat."
(QS. 11:114)
C.
Al-Qur'an menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, sebab manusia dengan akalnya saja tidak mampu untuk menunjukkan hal ini. Manusia dengan akalnya hanya mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk yang telah ditunjukkan Al-Qur'an.
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
(QS. 2:267)
"O ye who believe! Spend of the good things which ye have earned, and of that which We bring forth from the earth for you, and seek not the bad (with intent) to spend thereof (in charity) when ye would not take it for yourselves save with disdain; and know that Allah is Absolute, Owner of Praise."
(QS. 2:267)
Banyak lagi ayat-ayat lainnya yang berhubungan dengan kesusilaan ini, dengan demikian jelaslah, bahwa Al-Qur'an telah meletakkan dasar kesusilaan kepada manusia, dan Nabi besar Muhammad Saw sendiri juga menyatakab kepada manusia bahwa beliau diutus oleh Allah kepada umat manusia dengan membawa Al-Qur'an adalah untuk memperbaiki budi pekerti (moral) manusia. Dan Beliau Saw adalah contoh budi pekerti yang terbaik dan agung yang bisa dicontoh.
"Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan budi pekerti manusia."
(HR. Bukhari)
"And lo (Muhammad)! thou art of a tremendous nature."
(QS. 68:4)
"Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung."
(QS. 68:4)
"Verily in the messenger of Allah ye have a good example for him who looketh unto Allah and the Last Day, and remembereth Allah much."
(QS. 33:21)
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
(QS. 33:21)
5. Harga diri
A.
Al-Qur'an menyatakan bahwa harga diri serta kemuliaan manusia itu amat tinggi, lebih tinggi dari makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan.
"Verily we have honoured the Children of Adam. We carry them on the land and the sea, and have made provision of good things for them, and have preferred them above many of those whom We created with a marked preferment."
(QS. 17:70)
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
(QS. 17:70)
B.
Kemudian Al-Qur'an memerintahkan agar harga diri dan kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah itu dipelihara dan Al-Qur'an telah menunjukkan jalannya, yaitu dengan Iman dan Amal saleh.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya."
(QS. 95:4-6)
"Surely We created man of the best stature, Then we reduced him to the lowest of the low, Save those who believe and do good works, and theirs is a reward unfailing."
(QS. 95:6)
C.
Akhirnya Al-Qur'an menyatakan bahwa tanpa Iman dan Amal Saleh, martabat manusia akan sejajar dengan binatang.
"Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka."
(QS. 47:12)
"Lo! Allah will cause those who believe and do good works to enter Gardens underneath which rivers flow; while those who disbelieve take their comfort in this life and eat even as the cattle eat, and the Fire is their habitation."
(QS. 47:12)
 
MENCAPAI KEIMANAN DENGAN LOGIKA

Keimanan adalah keyakinan, yang dalam Islam wajib dicapai dengan penuh kesadaran dan pengertian, karena hanya dengan inilah kesetiaan tunggal pada Islam (tauhid) bisa diharapkan, seperti halnya seorang fisikawan yang telah yakin akan keakuratan instrumennya, sehingga ia pun segera berbuat sesuatu, begitu instrumen itu mengabarkan existensi radiasi atom yang tidak pernah bisa dideteksi oleh indera fisikawan itu sendiri.

FITRAH MANUSIA

Sejak adanya manusia, manusia memiliki berbagai ciri-ciri (fitrah) yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia memiliki intuisi untuk memilih dan tidak mau menyerah pada hukum-hukum alam begitu saja. Manusia bisa mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan nalurinya, misal makan meski sudah kenyang (karena menghormati tuan rumah), atau tidak melawan meski disakiti (karena menjaga perasaan orang). Hal ini tidak ada pada binatang. Seekor kucing yang sudah kenyang tak mau lagi mencicipi makanan yang enak sekalipun.

Manusia memiliki kemampuan mewariskan kepada manusia lain (atau keturunannya) hal-hal baru yang telah dipelajarinya. Inilah asal peradaban manusia. Hal ini tidak terdapat pada binatang. Seekor kera yang terlatih main musik dalam circus tidak akan mampu melatih kera lainnya. Seekor kera hanya bisa melatih seekor anak kera pada hal-hal yang memang nalurinya (memanjat, mencari buah).

Kesamaan manusia dengan binatang hanya pada kebutuhan eksistensialnya (makan, minum, istirahat dan melanjutkan keturunan).

MANUSIA MENCARI HAKEKAT HIDUPNYA

Manusia yang telah terpenuhi kebutuhan eksistensialnya akan mulai mempertanyakan, untuk apa sebenarnya hidup itu. Hal ini karena manusia memiliki kebebasan memilih, mau hidup atau mati. Karena faktor non naluriahnya, manusia bisa putus asa dan bunuh diri, sementara tidak ada binatang yang bunuh diri kecuali hal itu dilakukannya dalam rangka mempertahankan eksistensinya juga (pada lebah misalnya).

Pertanyaan tentang hakekat hidup ini yang memberi warna pada kehidupan manusia, yang tercermin dalam kebudayaan, yang digunakannya untuk mencapai kepuasan ruhaninya.

MANUSIA MEMBUTUHKAN TUHAN

Dalam kondisi gawat yang mengancam eksistensinya (misalnya terhempas ombak di tengah samudra, sementara pertolongan hampir mustahil diharapkan), fitrah manusia akan menyuruh untuk mengharapkan suatu keajaiban.

Demikian juga ketika seseorang sedang dihadapkan pada persoalan yang sulit, sementara pendapat dari manusia lainnya berbeda-beda, ia akan mengharapkan petunjuk yang jelas yang bisa dipegangnya. Bila manusia tersebut menemukan seseorang yang bisa dipercayainya, maka dalam kondisi dilematis ini ia cenderung merujuk pada tokoh idolanya itu.

Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia cenderung mencari "sesembahan". Mungkin pada kasus pertama, sesembahan itu berupa dewa laut atau sebuah jimat pusaka. Pada kasus kedua, "sesembahan" itu bisa berupa raja (pepunden), bisa juga berupa tokoh filsafat, pemimpin revolusi bahkan seorang dukun yang sakti.

TANDA-TANDA EKSISTENSI TUHAN

Di luar masalah di atas, perhatian manusia terhadap alam sekitarnya membuatnya bertanya, "Mengapa bumi dan langit bisa sehebat ini, bagaimana jaring-jaring kehidupan (ekologi) bisa secermat ini, apa yang membuat semilyar atom bisa berinteraksi dengan harmoni, dan dari mana hukum-hukum alam bisa seteratur ini".

Pada masa lalu, keterbatasan pengetahuan manusia sering membuat mereka cepat lari pada "sesembahan" mereka setiap ada fenomena yang tak bisa mereka mengerti (misal petir, gerhana matahari). Kemajuan ilmu pengetahuan alam kemudian mampu mengungkap cara kerja alam, namun tetap tidak mampu memberikan jawaban, mengapa semua bisa terjadi.

Ilmu alam yang pokok penyelidikannya materi, tak mampu mendapatkan jawaban itu pada alam, karena keteraturan tadi tidak melekat pada materi. Contoh yang jelas ada pada peristiwa kematian. Meski beberapa saat setelah kematian, materi pada jasad tersebut praktis belum berubah, tapi keteraturan yang membuat jasad tersebut bertahan, telah punah, sehingga jasad itu mulai membusuk.

Bila di masa lalu, orang mengembalikan setiap fenomena alam pada suatu "sesembahan" (petir pada dewa petir, matahari pada dewa matahari), maka seiring dengan kemajuannya, sampailah manusia pada suatu fikiran, bahwa pasti ada "sesuatu" yang di belakang itu semua, "sesuatu" yang di belakang dewa petir, dewa laut atau dewa matahari, "sesuatu" yang di belakang semua hukum alam.

"Sesuatu" itu, bila memiliki sifat-sifat ini:

1. Maha Kuasa
2. Tidak tergantung pada yang lain
3. Tak dibatasi ruang dan waktu
4. Memiliki keinginan yang absolut

maka dia adalah Tuhan, dan berdasarkan sifat-sifat tersebut tidak mungkin zat tersebut lebih dari satu, karena dengan demikian berarti satu sifat akan tereliminasi karena bertentangan dengan sifat yang lain.

TUHAN BERKOMUNIKASI VIA UTUSAN

Kemampuan berfikir manusia tidak mungkin mencapai zat Tuhan. Manusia hanya memiliki waktu hidup yang terhingga. Jumlah materi di alam ini juga terhingga. Dan karena jumlah kemungkinannya juga terhingga, maka manusia hanya memiliki kemampuan berfikir yang terhingga. Sedangkan zat Tuhan adalah tak terhingga (infinity). Karena itu, manusia hanya mungkin memikirkan sedikit dari "jejak-jejak" eksistensi Tuhan di alam ini. Adalah percuma, memikirkan sesuatu yang di luar "perspektif" kita.

Karena itu, bila tidak Tuhan sendiri yang menyatakan atau "memperkenalkan" diri-Nya pada manusia, mustahil manusia itu bisa mengenal Tuhannya dengan benar. Ada manusia yang "disapa" Tuhan untuk dirinya sendiri, namun ada juga yang untuk dikirim kepada manusia-manusia lain. Hal ini karena kebanyakan manusia memang tidak siap untuk "disapa" oleh Tuhan.

UTUSAN TUHAN DIBEKALI TANDA-TANDA

Tuhan mengirim kepada manusia utusan yang dilengkapi dengan tanda-tanda yang cuma bisa berasal dari Tuhan. Dari tanda-tanda itulah manusia bisa tahu bahwa utusan tadi memang bisa dipercaya untuk menyampaikan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin diketahuinya dari sekedar mengamati alam semesta. Karena itu perhatian yang akan kita curahkan adalah menguji, apakah tanda-tanda utusan tadi memang autentik (asli) atau tidak.

Pengujian autentitas inilah yang sangat penting sebelum kita bisa mempercayai hal-hal yang nantinya hanyalah konsekuensi logis saja. Ibarat seorang ahli listrik yang tugas ke lapangan, tentunya ia telah menguji avometernya, dan ia telah yakin, bahwa avometer itu bekerja dengan benar pada laboratorium ujinya, sehingga bila di lapangan ia dapatkan hasil ukur yang sepintas tidak bisa dijelaskanpun, dia harus percaya alat itu. Seorang fisikawan adalah seorang manusia biasa, yang dengan matanya tak mungkin melihat atom. Tapi bila ia yakin pada instrumentasinya, maka ia harus menerima apa adanya, bila instrumen tersebut mengabarkan jumlah radiasi yang melebihi batas, sehingga misalnya reaktor nuklirnya harus segera dimatikan dulu.

Karena yakin akan autentitas peralatannya, seorang astronom percaya adanya galaksi, tanpa perlu terbang ke ruang angkasa, seorang geolog percaya adanya minyak di kedalaman 2000 meter, tanpa harus masuk sendiri ke dalam bumi, dan seorang biolog percaya adanya dinosaurus, tanpa harus pergi ke zaman purba.

Keyakinan pada autentitas inilah yang disebut "iman". Sebenarnya tak ada bedanya, antara "iman" pada autentitas tanda-tanda utusan Tuhan, dengan "iman"-nya seorang fisikawan pada instrumennya. Semuanya bisa diuji. Karena bila di dunia fisika ada alat yang bekerjanya tidak stabil sehingga tidak bisa dipercaya, ada pula orang yang mengaku utusan Tuhan tapi tanda-tanda yang dibawanya tidak kuat, sehingga tidak pula bisa dipercaya.

MENGUJI AUTENTITAS TANDA-TANDA DARI TUHAN

Tanda-tanda dari Tuhan itu hanya autentis bila menunjukkan keunggulan absolut, yang hanya dimungkinkan oleh kehendak penciptanya (yaitu Tuhan sendiri). Sesuai dengan zamannya, keunggulan tadi tidak tertandingi oleh peradaban yang ada. Dan orang pembawa keunggulan itu tidak mengakui hal itu sebagai keahliannya, namun mengatakan bahwa itu dari Tuhan !!!

Pada zaman Nabi Musa, ketika ilmu sihir sedang jaya-jayanya, Nabi Musa yang diberi keunggulan mengalahkan semua ahli sihir, justru mengatakan bahwa ia tidak belajar sihir, namun semuanya itu hanya karena ijin Tuhan semata.

Demikian juga Nabi Isa, yang menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, meski masyarakatnya merupakan yang termaju dalam ilmu pengobatan pada masanya. Toh Nabi Isa hanya mengatakan semua itu karena kekuasaan Tuhan semata, dan ia bukan seorang tabib.

Dan Nabi Muhammad? Tanda-tanda beliau sebagai utusan yang utama adalah Al-Quran. Pada saat itu Mekkah merupakan pusat kesusasteraan Arab, tempat para sastrawan top mengadu kebolehannya. Dan meski pada saat itu semua orang takjub pada keindahan ayat-ayat Al-Quran yang jauh mengungguli semua puisi dan prosa yang pernah ada, Nabi Muhammad hanya mengatakan, ayat itu bukan bikinannya, tapi datangnya dari Allah.

Itu 14 abad yang lalu. Pada masa kini, ketika ilmu alam berkembang pesat, terbukti pula, bahwa kitab Al-Quran begitu teliti. Tidak ada ayat yang saling bertentangan satu sama lain. Dan tak ada pula ayat Al-Quran yang tidak sesuai dengan fakta-fakta ilmu alam.

Di sisi lain, fenomena pembawa ajaran itu juga menunjukkan sisi autentitasnya. Meski mereka:

   * orang biasa yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, juga tidak
     join dengan penguasa atau yang bisa menjamin kesuksesannya;
   * menyebarkan ajaran yang melawan arus, bertentangan dengan tradisi yang lazim di masyarakatnya;

mereka berhasil dengan ajarannya, dan keberhasilan ini sudah diramalkan lebih dulu pula, dan semua itu dikatakannya karena Tuhanlah yang menolongnya.

KONSEKWENSI SETELAH MEYAKINI AUTENTITAS TANDA-TANDA KENABIAN MUHAMMAD

Setelah kita menguji autentitas tanda-tanda kenabian Muhammad dengan menggunakan segala piranti logika yang kita miliki, dan kita yakin bahwa itu asli berasal dari Tuhan, maka kita harus menerima apa adanya yang disebutkan oleh kitab Al-Quran maupun oleh hadits yang memang teruji autentis berasal dari Muhammad.

Dan ajaran Nabi Muhammad saw ini adalah satu-satunya ajaran autentis dari Allah, yang diturunkan kepada 
penutup para utusan, tidak tertuju ke satu bangsa saja, tapi ke seluruh umat manusia, sampai akhir zaman.
 

Muhammad Rasulullah SAW Nabi Terakhir


Muhammad Rasulullah SAW Nabi Terakhir



 
Muhammad Rasulullah(Nabi terakhir yang dinubuatkan oleh semua utusan Allah)
Allah menciptakan langit dan segala isinya adalah untuk kebahagiaan manusia sebagai makhluk termulia dan terbaik yang pernah ada. Untuk manusia juga telah diberikan banyak sekali utusan-utusan Allah sebagai penuntun hidup mereka kearah yang lebih baik dalam setiap jamannya. Baik berupa seorang Nabi, seorang Rasul atau juga keduanya.
Rasul Allah, Muhammad Saw Al-Amin merupakan Nabi terakhir yang diutus oleh Allah untuk manusia, sebagaimana yang termaktub didalam AlQur'an surah Al-Ahzaab ayat 40 :
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. 33:40)
Bahkan Bible alias Alkitab pun ada mengisyaratkan mengenai hal ini.
Dari ayat St. John 16:7;
"Nevertheless I tell you the truth; It is expedient for you that I go away : for if I go not away, the Comforter will not come unto you; but if I depart, I will send him unto you."
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia :
"Walaupun demikian aku terangkan kepada kalian mengenai kebenaran itu, adalah baik untuk kalian jika aku pergi: karena jika aku tiada pergi, Juru Selamat itu tidak akan datang kepadamu; tetapi jika aku pergi, aku akan mengutusnya untuk kalian."
(Johanes 16:7)
Dari ayat St. John 16:13 ;
"Howbeit when he, the Spirit of truth, is come, he will guide you into all truth: for he shall not speak of himself, but whatsoever he shall hear, that shall he speak; and he will show you things to come."
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia :
"Betapapun ketika dia, jiwa kebenaran itu datang, dia akan memimpin kamu kedalam semua kebenaran: karena dia tidak akan bicara menurut kehendaknya sendiri, melainkan apa saja yang didengarnya, itulah yang akan dia katakan; dan dia akan memperlihatkan benda-benda mendatang."
(Johanes 16:13)
Dari ayat St. John 14:16;
"And I pray the father, and He shall give you another Comforter, that he may abide with you forever."
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia :
"Dan aku berdoa kepada Bapak, dan Dia akan memberi kepada kalian Juru Selamat yang lain, supaya dia bisa tinggal dengan kamu selamanya."
(Johanes 14:16)
Terlepas dari persoalan istilah "father" atau "Bapak" yang dipakai dalam ayat St. John diatas ini, maka nyatalah bahwa Jesus juga menamakan dirinya Comforter yang setelah ia pergi akan lahir Comforter yang lainnya sebagaimana dimaksud pada St. John 16:7. Dan ajaran Comforter yang lain ini akan tinggal selamanya dimasyarakat, dan Comforter ini tidak lain adalah Nabi Muhammad Saw yang datang setelah Nabi Isa as.
Kiranya dengan St. John 14:16 ini dapatlah diperbaiki keterangan St. John 16:7 tentang siapa yang mengutus Muhammad sebagai Comforter itu. Yang mengutusnya adalah Allah yang kepada-Nya juga Jesus berdoa, jadi bukan Jesus itu sendiri yang mengutus.
Pernyataan Jesus yang termuat pada St. John 14:16 dan 16:7 amat bersesuaian dengan maksud ayat AlQur'an surah Ash-Shaaff ayat 6:
"Hai bani Israil ! Sesungguhnya aku, utusan Allah kepadamu, membenarkan Taurat yang sudah ada sebelumku, dan memberi khabar gembira tentang seorang Rasul sesudahku, bernama Ahmad ! Tapi ketika ia datang kepada mereka membawa keterangan, Mereka berkata, "Ini satu sihir yang nyata !". (QS. 61:6)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ada dua nama Nabi yang termasyur, yakni Ahmad dan Muhammad.
Kedua nama ini selain disebutkan dalam Qur'an Suci, disebutkan pula dalam kitab-kitab Bukhari, Muslim, Fathul-Bari dan lain-lainnya.
Kedua nama ini berasal dari akar kata Hamd, artinya puji.
Kata Ahmad artinya orang yang banyak memuji, sedangkan kata Muhammad artinya orang yang sangat terpuji.
Nama Muhammad menunjukkan sifat kebesaran, kemenangan dan kemuliaan, yakni yang lazim disebut sifat Jalali.
Sedang nama Ahmad menunjukkan sifat keindahan, keelokan dan kehalusan budi, yakni jang lazim disebut sifat Jamali.
Memang Nabi Saw bersifat Jamali seperti Nabi Isa a.s. dan bersifat Jalali seperti Nabi Musa a. s.

Dari Mut'im r.a. katanya :
Rasulullah Saw bersabda : 'Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad (yang amat dipuji), *Aku Ahmad (yang banyak memuji)*, Aku yang penghapus karena aku Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang *TIADA KEMUDIANKU SEORANG NABIPUN*.
(HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. katanya :
'Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama: Aku Muhammad, *Aku Ahmad*, Aku pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi (yang membawa) rahmat.' (HR. Muslim)
Hubunganku dengan kenabian seperti layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang pernah dibangun. Semuanya telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu bata. Aku mengisi tempat tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ahmad berarti 'yang paling banyak memuji' (aktsaru hamdan lillahi).
Kata Ahmad ini af'al tatdhil dari 'hamida', yang menunjukkan bahwa pujian yang dipersembahkannya, dilakukannya kepada Tuhan, lebih utama dari pujian orang-orang terhadap dirinya.
Nama 'Muhammad' menunjukkan sifat kebesaran, kemenangan dan kemuliaan, yakni yang lazim disebut sifat Jalali. Sedang nama 'Ahmad' menunjukkan sifat keindahan, keelokan dan kehalusan budi, yakni jang lazim disebut sifat Jamali.
Disini letak perbedaan antara 'Ahmad' dan 'Muhammad' :
Muhammad adalah 'yang amat dipuji', artinya banyak sekali pujian yang diberikan oleh orang kepada dirinya bahkan hingga Tuhan sendiri memuji keagungan dari kepribadian beliau.
Ibnu Marduwiyah telah meriwayatkan dari Ubay Bin Ka'ab r.a., katanya :
"Aku telah diberi, apa yang tidak diberikan kepada Nabi-nabi Allah." Bertanya Ka'ab r.a: "Apakah itu, ya Rasulullah ?" Bersabda Rasulullah Saw: "Aku telah ditolong diwaktu ketakutan, aku diberi kunci pembuka bumi, aku dinamai Ahmad. Dijadikan bagiku tanah untuk bersuci dan dijadikan umatku sebaik-baik umat."
Kata 'Penolong, Penghibur' dalam Bible masa kini adalah terjemahan dari kata Yunani (Griek) 'Paracletos' yang asalnya adalah 'Periclutos', sedangkan kata Aramia yang diucapkan oleh Isa Almasih adalah 'Mauhamana' yang artinya 'Yang dipuji'.
Parakletos yang menurut kamus berarti 'Pembela perkara, pengacara', sedangkan 'Periklutos' berartikan 'Terkenal dimana-mana'.
Parakletos dalam arti 'Pembela perkara, pengacara, advokat' menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw yang membela perkara Jesus yang kenabiannya ditolak oleh orang Yahudi dan menuduhnya sebagai anak haram sekaligus membela Jesus dari pengklaiman pihak Kristen Trinitasnya Paulus bahwa Jesus adalah Anak Tuhan atau Tuhan yang menyamar dan telah tersalibkan.
Periklutos dalam arti 'masyur kemana-mana, terpuji dimanapun' adalah terjemahan dari kata Aramia 'Mauhamana' yang artinya 'Yang dipuji, yang terpuji' dan dalam bahasa Arabnya adalah Muhammad, Ahmad, Mahmud.
Song of Solomon 5:16
"His mouth is most sweet: yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem."
Ucapan "he is altogether lovely" jika dibaca dalam bahasa Yahudi (Hebrew) sebagai "he is Mahamaddim."
Akhiran 'im' adalah merupakan bentuk jamak untuk sebuah penghormatan, keagungan tertinggi dan kemuliaan sebagaimana yang biasa diberikan juga kepada sifat Elohim (Tuhan), didalam AlQur'an sifat ini juga disebutkan pada Surah 33:21 yang merefer pada diri Nabi Muhammad Saw.
Tanpa akhiran 'im' kalimat tersebut menjadi Mahammad yang jika diterjemahkan adalah 'Yang paling banyak memuji' atau dalam bahasa Arabnya adalah Ahmad dan dalam bahasa inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kalimat 'altogether lovely'.
Bahasa Yahudi memiliki banyak kesamaan dalam beberapa hal dengan bahasa Arab.
Misalnya didalam bahasa Yahudi, kata 'Shalom' adalah sama dengan kata 'Salam' didalam bahasa Arab yang berarti 'Damai', kalimat tersebut diambil dari akar kata 'S, L dan M'.
Dalam bahasa Yahudi itu juga, kata Mahmad, Mahamod, Himdah dan Hemed muncul dalam Perjanjian Lama yang menurut bahasa Arabnya adalah Muhammad dan Ahmad dimana kesemua asal katanya diambil dari akar kata 'H, M dan D' yang merujuk kepada pengertian umum yang sama.
Bagaimana dan kenapa 'Parakletos' diterjemahkan dalam Bible masa kini menjadi 'Penghibur (Trooster, Comforter)' tidak seorangpun yang mengetahuinya !!!
Comforter yang berarti 'penghibur' lebih banyak digunakan dalam Bible 'Authorised King James Version'.
Namun, perlu ditanyakan kepada umat Kristen apakah Isa Almasih berkomunikasi dalam bahasa Inggris ?
Ataukah dalam bahasa Arab sehingga dia dikatakan sebagai 'AlMu'azzi' ?
Tentu umat Kristen akan menjawab 'Tidak !'
Karena Almasih bukan orang Arab atau Inggris, lalu apakah Almasih mengatakan 'Yamtsu Kuzizi' seperti Injil bahasa Afrika ? Jawabnya tentu tidak juga !
Dalam penamaan 'Roh Kudus', umat Kristen telah tergelincir dalam penamaan yang tidak tepat. Kata jiwa atau roh, gas, dan udara diterjemahkan dari bahasa Yunani 'Pneuma'. Namun dalam kitab suci yang berbahasa Yunani, kata tersebut tidak diterjemahkan khusus sebagai roh.
Dalam menerjemahkan kata Yunani 'Pneuma', penyusun naskah Versi Raja James, yang juga dinamakan naskah rujukan atau naskah Roma Katolik lebih mengutamakan penggunaan kata 'Ghost' yang bermakna 'Hantu' atau 'Bayangan' daripada menggunakankata 'Spirit' dengan makna 'Roh'.
Sementara itu pada versi standar yang telah diperbaiki dan merupakan versi terbaru, telah terjadi perubahan kata "Holy ghost" /hantu atau bayangan kudus/ dengan kata 'Holy spirit' atau roh kudus.

But the comforter which is 'the holy spirit' whom the father will send in my name, he shall teach you all things and bring all things to your rememberance what so ever I have said unto you.
(Johanes 14:26)
Coba anda bandingkan dengan isi St. John 14.26 sebelumnya yang saya kutipkan dari The Bible, A.D. 1611, The British and Foreign Bible Society London. Perhatikan perbedaan penggunaan kata 'The holy spirit' dengan 'The holy ghost' !
Jika kita amati, tidak ada penginjil dari tingkat manapun yang berusaha membandingkan makna istilah 'Paraclete' dalam naskah asli berbahasa Yunani dengan bayangan atau hantu kudus /holy ghost/.
Dengan demikian, dengan mantap kita katakan bahwa AlMu'azzi atau si penolong itu adalah Roh Kudus atau yang berketuhanan. Dan dengan sendirinya, Roh Kudus atau yang berketuhanan itu adalah seorang Nabi yang kudus atau yang berketuhanan.
Dalam ajaran Islam, Nabi manapun, sebelum pengutusan Muhammad Rasulullah Al-Amin oleh Allah Swt adalah seorang Nabi yang kudus atau berketuhanan yang dipilih dan dijaga Allah dari dosa dan kesalahan. Bagi seorang Muslim juga ketika mengungkapkan Nabi, pikirannya akan langsung tertuju kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagai pengarang Injil, Johanes telah menulis tiga risalah Injil umat Kristen. Didalamnya, dia menggunakan ungkapan Roh Kudus untuk menunjukkan kenabian yang berketuhanan:
"Saudaraku yang terkasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak dari Nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi keseluruh dunia". (I Johanes 4:1)
Dalam ayat diatas, kata Roh merupakan kata yang bersinonim dengan kata Nabi.
Jadi, Roh yang hakiki adalah Nabi yang hakiki juga, dan roh palsu adalah Nabi yang palsu juga.
Dalam Bible 'Authorised King James Version, ketika sampai pada kata 'Roh' yang pertama pada ayat tersebut, diarahkan agar para pembacanya membandingkan dengan yang tertera dalam Matius 7:15 yang mengukuhkan bahwa para Nabi palsu itu adalah roh-roh palsu. Berdasarkan itu dan mengikuti pendapat Johanes juga, Roh kudus atau holy spirit adalah Nabi yang berketuhanan alias Holy prophet.
Lebih jauh lagi, Johanes telah memberikan tolak ukur yang jelas untuk mengenali Nabi yang sebenarnya dengan mengatakan:
"Demikianlah kita mengenal Roh Allah; setiap roh yang mengaku bahwa Jesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah." (I Johanes 4:2)
Dan menurut pemahaman kalimat-kalimat Johanes dalam penafsiran yang pernah kita bahas, roh itu sinonim dengan Nabi. Berdasarkan itu, makna Roh Allah dalam ayat diatas adalah Nabi Allah, dan makna setiap Roh adalah setiap Nabi.
"Dia akan memuliakan aku, karena dia akan menerima dari aku dan akan memperlihatkannya kepadamu."
(St. John 16:14)
Kita pun wajib mengetahui apa yang dikatakan Nabi Muhammad Saw tentang Isa Almasih alias Jesus The Christ Son of Mary.
Didalam Qur'an telah disebut nama Isa a.s, lebih dari dua puluh lima kali dan digelarinya dengan berbagai gelar dan sifat, diantaranya : 'Isa putra Maryam', 'Seorang Nabi', 'Seorang shaleh', 'Kalimah Allah', 'Masihullah' dan lain sebagainya. Semuanya menunjukkan bahwa betapa Nabi Muhammad sangat memuliakan Isa Almasih, Son of Mary.
Adapun sebagai baiknya, kita melihat pada ciri-ciri yang dinubuatkan oleh Jesus mengenai The Holy -SpiritGhost- didalam kitab Injilnya.
Dari St. John 16:8 hingga 16:14
"And When he is come, he will reprove the world of sin and righteousness and of judgment of sin, because they believe not on me of righteousness, because I go to my father and ye see me no more of judgment because the prince of this world is judged. I have yet many things to say unto you but you can not bear them now. How beit when he, the 'spirit of truth' is come, he will guide you into all truth; for he shall not speak of himself, but whatsoever he shall hear, that shall he speak, and he will show you things to come."
The comforter alias the holy -spiritghost- menurut yang dinubuatkan oleh Jesus dalam Bible, adalah The Spirit of Truth yang akan memperbaiki dunia dan menjelaskan mengenai dosa, keadilan dan juga mengenai tata cara perhukuman.
Selain itu, Jesus juga berkata bahwa utusan berikutnya itu akan membimbing manusia menuju kejalan Tuhannya, kepada jalan kebenaran yang hakiki dan akan berbicara mengenai hal-hal yang akan mendatang.
Semua nubuat tersebut adalah cocok dengan Nabi Muhammad Saw Al-Amin.
Rasulullah membimbing manusia untuk kembali pada jalan Tuhan yang benar, memperbaiki akidah manusia untuk bertauhid, menyembah Tuhan yang Esa, bukan Tuhan yang Tiga.
Beliau datang untuk mengembalikan kemurnian ajaran yang dibawa oleh Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Yahya, Isa dan Nabi-nabi lainnya yang telah dirusak dengan berbagai macam kejahiliyahan masyarakat.
Nabi Muhammad telah datang dengan segala perundang-undangannya, berbicara mengenai dosa, berbicara mengenai keadilan dan juga berbicara mengenai hari kiamat yang akan datang.
Almasih sendiri mengatakan bahwa memang banyak yang hendak diucapkannya kepada Bani Israel, namun sebagian besarnya tidak akan dimengerti oleh umatnya pada masa itu, apalagi dalam menjalankan misi dakwahnya, Almasih selalu diburu dan dikejar oleh musuh-musuhnya.
Dengan perkenan Allah, Jesus memutuskan bahwa semua tugas kenabiannya yang belum selesai itu akan diserahkan kepada Muhammad dengan AlQur'annya, yang akan membimbing, tidak hanya kepada Bani Israel, melainkan kepada seluruh manusia dimaya pada ini sesuai dengan fungsinya membawa rahmat keseluruh alam.
Nabi Yahya alias John sendiri berkata dalam St. Matthew 3:11
"I indeed baptize you with water unto repentance, but he that cometh after me is mightier than I, whose shoes I am not worthy to bear : He shall baptize you with the holy ghost and with fire".
Jika perkataan John diatas kita tujukan pada diri Jesus, itu kurang tepat, sebab Jesus sendiri datang kepadanya dan minta dibaptiskan yang berarti bahwa dia dan Jesus adalah sederajat.
St. Matthew 3:13
"Then cometh Jesus from Galilee to Jordan unto John to be baptized of him."
Jadi kalimat John tersebut dimaksudkan untuk kedatangan Muhammad Saw selaku Nabi terakhir dalam jajaran kenabian Tuhan, dimana Ruh suci dan Api yang dengannya ia akan membaptis orang adalah dua kalimah syahadat : Pengakuan mengenai Keesaan Tuhan serta hukum yang diturunkanNya serta pengakuan terhadap Kerasulan Muhammad Saw Al-Amin.
Akidah atau kepercayaan adalah suatu soal yang tetap dan tidak berubah.
Allah adalah yang menciptakan segala yang ada, karena itu Allah sajalah yang berhak disembah, Dialah satu-satunya tempat meminta pertolongan, Dia yang tiada berserikat didalam menjalankan kekuasaanNya.
Nabi Muhammad akan tampil sebagai sosok pribadi yang gagah perkasa bagaikan Nabi Musa, mempunyai kebijaksanaan sehingga semua alam ikut bertasbih bersamanya seolah Nabi Daud, berotak brilian dan kekayaan hatinya melebihi kekayaan Nabi Sulaiman, memiliki wajah yang tampan rupawan laksana rupa Nabi Yusuf, mempunyai ketabahan yang besar melebihi ketabahan Nabi Yunus yang terperangkap dalam perut ikan dan Nabi Ibrahim yang tidak goyah dibakar api, bersikap kasih sayang sebagaimana Isa Almasih serta bersikap dan tampil sebagai sosok Al-Amin yang patuh kepada Tuhannya sebagai perwujudan sifat dari para malaikat.
Dialah sosok Nabi dan Holy Prophet yang dinantikan, dimana tiada lagi Nabi yang akan diutus setelah wafatnya kecuali para mujaddid yang berlaku sebagai 'utusan Tuhan' dari berbagai kaumnya sekaligus berfungsi sebagai pengembang dan perpanjangan tangan para Nabi Allah.
Dari Perjanjian Lama, Yesaya 42:1-4 ; Disana diberikan gambaran tentang Muhammad sbb:

Lihatlah hambaKu yang Kupapah, pilihanKu, yang hatiKu berkenan akan dia. Bahwa sudah Kukaruniakan RohKu kepadanya, maka diapun akan menyatakan kebenaran kepda orang-orang kafir. Tiada ia akan berteriak atau menyaringkan suaranya atau memperdengarkan dia dijalan. Bulu yang terkulai tiada akan dipatahkannya dan sumbu yang lagi berasap tiada akan dipidamkannya; maka iapun akan menyatakan hukumnya dengan kebenaran. Maka ia sendiripun tiada akan dipadamkan atau dipatahkan sampai sudah ditentukan hukum diatas bumi dahulu, maka segala pulau akan menantikan ajarannya.
Keempat ayat tersebut dengan jelas bukan nubuat untuk Jesus, melainkan untuk Rasulullah Muhammad Saw.
Sebab Jesus tidak pernah menyampaikan dakwahnya kepada orang kafir kecuali hanya kepada bangsa Bani Israel saja (Matius 10:5-6 dan 15:24)
Tetapi Nabi Saw menyampaikan ajarannya kepada orang-orang bangsa lain seperti Bilal, Syuhaib, Salman dan lain-lain, mereka semuanya berasal dari luar negri (Mekkah).
Pada ayat 2 dijelaskan bahwa Muhammad Saw tidak akan menyaringkan suaranya atau memperdengarkan suaranya dijalanan. Sedangkan Yesus menyaringkan suaranya sebagaimana dalam Tohanes 7:28 sbb :
'Maka berserulah Yesus dengan nyaring suaranya dalam Bait Allah tengah ia mengajar'
Juga konteks ayat Matius 27 ayat 46:'Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara nyaring ....'
Pengertian ayat selanjutnya ialah bahwa perjuangan Nabi Saw tidak akan dapat dipatahkan dan dipadamkan oleh siapapun. Beliau menyatakan dan menegakkan hukum Allah dengan tegas tanpa pandang bulu, didalam setiap perjuangannya juga Nabi Saw melarang umatnya mengganggu orang-orang yang sedang beribadat, pepohonan, wanita, anak kecil.
Hal tersebut sesuai dengan Yohanes 16:8 ;"Dan ketika dia datang, ia akan memperbaiki dunia tentang dosa dan tentang kebenaran dan tentang pengadilan."
Wahyu 19:11 ;
"Lalu aku melihat langit terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil."
Sementara jika hendak memaksakan ayat tersebut dengan Yesus, maka menurut Alkitab sendiri perjuangan Yesus sendiri dapat dipatahkan dan disalib. Yesus tidak berani menyatakan hukum yang sebenarnya, karena pada waktu itu masih berada dalam Herodes Antipas (4 SM - 39 M).
Dalam Yohanes 8:1-11 diceritakan, Yesus dicobai oleh orang-orang Yahudi agar menjatuhkan hukuman bagi wanita pezina sesuai dengan hukum-hukum Taurat, yaitu hukum rajam. Maksud dari orang-orang Yahudi itu jika Yesus mau menjatuhkan hukuman rajam tersebut, niscaya Yesus akan dihukum oleh raja Herodes.
Oleh karenanya Yesus waspada atas tipu daya orang Yahudi itu, dan menyuruh dari antara mereka yang merasa tidak punya dosa untuk melempari batu terhadap wanita pezina itu. Ternyata tak seorangpun dari mereka merasa suci dari dosa, kemudian satu-persatu mereka meninggalkan Yesus, dan selamatlah wanita itu dari hukuman rajam sebagaimana seharusnya.
Dari cerita Alkitab sendiri kita sudah mengetahui bahwa Yesus tidak berani menegakkan hukum Allah. Biasanya orang Kristen akan membantah dengan dalih hukum rajam itu telah diganti dengan hukum kasih.
Jawaban ini sama sekali tidak beralasan. Sikap Yesus yang tidak mau merajam wanita itu bukan karena menggantinya dengan hukum kasih, melainkan merupakan kebijaksanaan Yesus agar dia tidak ditangkap oleh penguasa. (Baca ulang Alkitabnya)
Pada ayat 4 dijelaskan bahwa ajaran Nabi Muhammad Saw yang semula hanya berada dilingkungan jazirah Arabia menyebar meluas kepulau-pulau dan benua lain diseluruh dunia.
Kembali kepada isi Wahyu 19:11 yang menerangkan perihal kuda putih dan penunggangnya, sudah jelas adalah Rasul Allah, Muhammad Saw yang akan menunggangi Buraq sebagai kendaraan inter dimensi beliau dalam misi Mi'rajnya sebagaimana surah Al-Israa' 1 yang sudah saya bahas dalam artikel saya Studi Kritis dalam Memahami AlQur'an
Sementara namanya "Yang Setia dan Yang Benar" adalah sesuai sekali dengan nama Rasulullah Muhammad Saw yang sering juga disebut Al Amin.

Silsilah Nabi Muhammad Saw


Silsilah Nabi Muhammad Saw


 
Silsilah Nabi Muhammad Saw
00 IBRAHIM
01 Isma'eel
02 Nabit
03 Yashjub
04 Tayrah
05 Nahur
06 Muqawwam
07 Udad
08 'Adnan
09 Mu'ad
10 Nizar
11 Mudar
12 Ilyas
13 Mudrika
14 Khuzayma
15 Kinana
16 Al Nadr (Al Quraysh)
17 Malik
18 Fihr
19 Ghalib
20 Lu'ayy
21 Ka'ab
22 Murra
23 Kilab
24 Qussayy (Real name: Zayd)
25 'Abdu Manaf (Real name: Al Mughira)
26 Hashim (Real name: 'Amr) as Banu Hashim
27 'Abdu Al Mutallib (Real name: Shaiba)
28 'Abdullah
29 MUHAMMAD saw


The genealogies ini disusun oleh
Ahmad Sibil (Astoria, New  York)
 berdasarkan "Sirat Rasulullah" oleh Ibn Ishaq,
yang diterjemahkan oleh Professor  Guillaume's, Oxford University Press.



   
                SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW

                                    Qushayy
                                  (lahir 400M)
                                         |
        +----------------------+----------------------+
        |                               |                                |
  'Abd'l-'Uzza                 'Abd Manaf                    'Abd'd-Dar
        |                        (lahir 430M)
        |                               |
        |               +----------+-----------+----------+
      Asad            |               |               |               |
        |           Muttalib       Hasyim       Naufal     'Abd Syams
        |                         (lahir 464M)                        |
    Khuwailid                         |                            Umayya
        |                       'Abd'l-Muttalib                       |
+----+----+                  (lahir 497M)                      Harb
|              |                        |                                |
        'Awwam     Khadijah                   |                          Abu Sufyan
|                                       |                                |
         Zubair                                    |                           Mu'awiya
                                        |
+--------+----------+-------+--+-----------+----------+
|            |              |               |                |              |
        Hamzah   'Abbas      'Abdullah    Abu Lahab      Abu Talib     Harith
                     (lahir 545M)        |
                             |              +----------+----------+
                             |              |              |               |
                      MUHAMMAD     'Aqil           'Ali           Ja'far
                      (lahir 570M)       |             |
                                             |       +---+---+
                                             |       |           |
                                        Muslim   Hasan    Husain




---------------------------------------------
S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
Penerbit PUSTAKA JAYA
Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
Cetakan Kelima

Seri PUSTAKA ISLAM No.1

 
Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah


 
Selamat Datang ya Nabi Salam,
The Spirit of truth, Periklutos
Oleh : Armansyah

Artikel berseri ini sudah pernah ditayangkan dalam milis perdiskusian Islamic Network <
is-lam@isnet.org>, Multiple recipients of list <diskusi-sara@mbe.ece.wisc.edu> dan juga Jemaah Islam Malaysia <islah-net@jim.org.my> antara bulan Juli dan Agustus 1998.
Katakanlah "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub, dan keturunannya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa serta Nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedakan seorangpun di antara mereka dan kepadaNya lah kami menyerahkan diri". (QS. 3:84)
Jauh sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw., Tuhan telah mengutus banyak Nabi dan Rasul kedunia ini, keberbagai tempat dan daerahnya masing-masing.
Dari semenjak Adam yang menjadi Nabi bagi putra-putrinya sendiri, disusul oleh Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Ishaq dan terus hingga kepada Nabi Musa dan Nabi Isa Almasih serta sejumlah besar Nabi dan Rasul yang tidak diceritakan didalam AlQur'an, semuanya diutus hanya kepada bangsa dan golongan mereka sendiri hingga sampai pada diutusnya Nabi Muhammad Saw.
Setiap Nabi dan Rasul Allah memiliki kelebihannya tersendiri didalam menjalankan misi mereka kepada umatnya, tapi walau demikian, AlQur'an melarang manusia untuk membeda-bedakan mereka, sebab kesemuanya adalah utusan Allah yang Maha Agung. Dan hanya Dia sajalah yang berhak untuk menilai derajat dari masing-masing NabiNya itu, aturan tersebut berlaku kepada siapa saja tanpa terkecuali kepada Nabi Muhammad Saw selaku Nabi terakhir.
Masing-masing Nabi dan Rasul Allah itu memiliki misi yang sama, mengajarkan kepada umatnya mengenai Tauhid, bahwa Tidak ada sesuatu apapun yang wajib untuk disembah melainkan Allah yang Esa, berdiri dengan sendirinya, tanpa beranak dan tanpa diperanakkan alias Esa dengan pengertian yang sebenar-benarnya, bukan Esa yang Tiga alias Tritunggal.
Dalam sebuah Hadistnya, Rasulullah Saw bersabda
"Nabi-nabi itu adalah bersaudara yang bukan satu ibu, ibunya bermacam-macam, namun agamanya satu."
(HR. AlSaikhan dan Abu Daud)
Apabila kita mengembalikan kepada Bible, kita dapati pula bahwa Jesus the christ juga mengikuti keimanan yang demikian itu. Jesus tidak pernah mengingkari kebenaran yang terdahulu, yaitu apa yang dibawa oleh Nabi Musa dan nabi-nabi lainnya, kehadirannya adalah untuk melengkapi Tauratnya Musa, bukan untuk membatalkannya (St. Matthew 5:17-19).
Selain itu, Jesus, sebagaimana Nabi-nabi sebelumnya, juga mengajarkan kepada umatnya yaitu Bani Israel risalah tauhid.
St. John 7:16
"Jesus answered them and said, 'My doctrine is not mine, but His that sent me'."
St. Mark 12:29
"And Jesus answered him, The first of all the commandments is, Hear O Israel; The Lord our God is one Lord."
Disaat-saat menjelang kepergiannya, Jesus menubuatkan akan kedatangan seorang Rasul sesudah dia yang mana namanya adalah Ahmad alias Muhammad Saw.
St. John. 14:16
"And I will pray the father, and he shall give you another comforter that he may abide with you forever."
St. John. 14:26
"But the comforter which is 'the Holy Ghost', whom the father will send in my name, he shall teach you all things to your remembrance, whatsoever I have said unto you."
Sabda Jesus dalam Bible diatas, dilestarikan pula didalam Qur'an.
"Hai bani Israil ! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, membenarkan Taurat yang sudah ada sebelumku, dan memberi khabar gembira tentang seorang Rasul sesudahku, bernama Ahmad !"
(QS. 61:6)
Ahmad berarti 'yang paling banyak memuji' (aktsaru hamdan lillahi).
Kata Ahmad ini af'al tatdhil dari 'hamida', yang menunjukkan bahwa pujian yang dipersembahkannya, dilakukannya kepada Tuhan, lebih utama dari pujian orang -orang terhadap dirinya.
Nama 'Muhammad' menunjukkan sifat kebesaran, kemenangan dan kemuliaan, yakni yang lazim disebut sifat Jalali. Sedang nama 'Ahmad' menunjukkan sifat keindahan, keelokan dan kehalusan budi, yakni jang lazim disebut sifat Jamali.
Disini letak perbedaan antara 'Ahmad' dan 'Muhammad'
Muhammad adalah 'yang amat dipuji', artinya banyak sekali pujian yang diberikan oleh orang kepada dirinya bahkan hingga Tuhan sendiri memuji keagungan dari kepribadian beliau.
Ibnu Marduwiyah telah meriwayatkan dari Ubay Bin Ka'ab r.a., katanya
"Aku telah diberi, apa yang tidak diberikan kepada Nabi-nabi Allah." Bertanya Ka'ab r.a "Apakah itu, ya Rasulullah ?" Bersabda Rasulullah Saw "Aku telah ditolong diwaktu ketakutan, aku diberi kunci pembuka bumi, aku dinamai Ahmad. Dijadikan bagiku tanah untuk bersuci dan dijadikan umatku sebaik-baik umat."
Dari Mut'im r.a. katanya
Rasulullah Saw bersabda 'Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama Aku Muhammad, Aku Ahmad , Aku yang penghapus karena aku, Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang tiada kemudianku seorang Nabipun. (HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. katanya
"Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama Aku Muhammad, Aku Ahmad, Aku pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi (yang membawa) rahmat."
(HR. Muslim)
Kata 'Penolong, Penghibur' dalam Bible masa kini adalah terjemahan dari kata Yunani (Griek) 'Paracletos' yang asalnya adalah 'Periclutos', sedangkan kata Aramia yang diucapkan oleh Isa Almasih adalah 'Mauhamana' yang artinya 'Yang dipuji'.
Parakletos yang menurut kamus berarti 'Pembela perkara, pengacara', sedangkan 'Periklutos' berartikan 'Terkenal dimana-mana'.
Parakletos dalam arti 'Pembela perkara, pengacara, advokat' menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw yang membela perkara Jesus yang kenabiannya ditolak oleh orang Yahudi dan menuduhnya sebagai anak haram sekaligus membela Jesus dari pengklaiman pihak Kristen Trinitasnya Paulus bahwa Jesus adalah Anak Tuhan atau Tuhan yang menyamar dan telah tersalibkan.
Periklutos dalam arti 'masyur kemana-mana, terpuji dimanapun' adalah terjemahan dari kata Aramia 'Mauhamana' yang artinya 'Yang dipuji, yang terpuji' dan dalam bahasa Arabnya adalah Muhammad, Ahmad, Mahmud.
Song of Solomon 5:16
"His mouth is most sweet yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem."
Ucapan "he is altogether lovely" jika dibaca dalam bahasa Yahudi (Hebrew) sebagai "he is Mahamaddim."
Akhiran 'im' adalah merupakan bentuk jamak untuk sebuah penghormatan, keagungan tertinggi dan kemuliaan sebagaimana yang biasa diberikan juga kepada sifat Elohim (Tuhan), didalam AlQur'an sifat ini juga disebutkan pada Surah 3321 yang merefer pada diri Nabi Muhammad Saw.
Tanpa akhiran 'im' kalimat tersebut menjadi Mahammad yang jika diterjemahkan adalah 'Yang paling banyak memuji' atau dalam bahasa Arabnya adalah Ahmad dan dalam bahasa inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kalimat 'altogether lovely'.
Bahasa Yahudi memiliki banyak kesamaan dalam beberapa hal dengan bahasa Arab.
Misalnya didalam bahasa Yahudi, kata 'Shalom' adalah sama dengan kata 'Salam' didalam bahasa Arab yang berarti 'Damai', kalimat tersebut diambil dari akar kata 'S, L dan M'.
Dalam bahasa Yahudi itu juga, kata Mahmad, Mahamod, Himdah dan Hemed muncul dalam Perjanjian Lama yang menurut bahasa Arabnya adalah Muhammad dan Ahmad dimana kesemua asal katanya diambil dari akar kata 'H, M dan D' yang merujuk kepada pengertian umum yang sama.
Bagaimana dan kenapa 'Parakletos' diterjemahkan dalam Bible masa kini menjadi 'Penghibur (Trooster, Comforter)' tidak seorangpun yang mengetahuinya !!!
Comforter yang berarti 'penghibur' lebih banyak digunakan dalam Bible 'Authorised King James Version'. Namun, perlu ditanyakan kepada umat Kristen apakah Isa Almasih berkomunikasi dalam bahasa Inggris ? Ataukah dalam bahasa Arab sehingga dia dikatakan sebagai 'AlMu'azzi' ?
Tentu umat Kristen akan menjawab 'Tidak !'
Karena Almasih bukan orang Arab atau Inggris, lalu apakah Almasih mengatakan 'Yamtsu Kuzizi' seperti Injil bahasa Afrika ? Jawabnya tentu tidak juga !
Dalam penamaan 'Roh Kudus', umat Kristen telah tergelincir dalam penamaan yang tidak tepat. Kata jiwa atau roh, gas, dan udara diterjemahkan dari bahasa Yunani 'Pneuma'. Namun dalam kitab suci yang berbahasa Yunani, kata tersebut tidak diterjemahkan khusus sebagai roh.
Dalam menerjemahkan kata Yunani 'Pneuma', penyusun naskah Versi Raja James, yang juga dinamakan naskah rujukan atau naskah Roma Katolik lebih mengutamakan penggunaan kata 'Ghost' yang bermakna 'Hantu' atau 'Bayangan' daripada menggunakankata 'Spirit' dengan makna 'Roh'.
Sementara itu pada versi standar yang telah diperbaiki dan merupakan versi terbaru, telah terjadi perubahan kata "Holy ghost" /hantu atau bayangan kudus/ dengan kata 'Holy spirit' atau roh kudus.
"But the comforter which is 'the holy spirit' whom the father will send in my name, he shall teach you all things and bring all things to your rememberance what so ever I have said unto you." (St.John 14:26)
Coba anda bandingkan dengan isi St. John 14.26 sebelumnya yang saya kutipkan dari The Bible, A.D. 1611, The British and Foreign Bible Society London.
Perhatikan perbedaan penggunaan kata 'The holy spirit' dengan 'The holy ghost' !
Jika kita amati, tidak ada penginjil dari tingkat manapun yang berusaha membandingkan makna istilah 'Paraclete' dalam naskah asli berbahasa Yunani dengan bayangan atau hantu kudus /holy ghost/.
Dengan demikian, dengan mantap kita katakan bahwa AlMu'azzi atau si penolong itu adalah Roh Kudus atau yang berketuhanan. Dan dengan sendirinya, Roh Kudus atau yang berketuhanan itu adalah seorang Nabi yang kudus atau yang berketuhanan.
Dalam ajaran Islam, Nabi manapun, sebelum pengutusan Muhammad Rasulullah Al-Amin oleh Allah Swt adalah seorang Nabi yang kudus atau berketuhanan yang dipilih dan dijaga Allah dari dosa dan kesalahan. Bagi seorang Muslim juga ketika mengungkapkan Nabi, pikirannya akan langsung tertuju kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagai pengarang Injil, Johanes telah menulis tiga risalah Injil umat Kristen. Didalamnya, dia menggunakan ungkapan Roh Kudus untuk menunjukkan kenabian yang berketuhanan
"Saudaraku yang terkasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh -roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak dari Nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi keseluruh dunia".
(I Johanes 4:1)
Dalam ayat diatas, kata Roh merupakan kata yang bersinonim dengan kata Nabi.
Jadi, Roh yang hakiki adalah Nabi yang hakiki juga, dan roh palsu adalah Nabi yang palsu juga.
Dalam Bible 'Authorised King James Version, ketika sampai pada kata 'Roh' yang pertama pada ayat tersebut, diarahkan agar para pembacanya membandingkan dengan yang tertera dalam Matius 715 yang mengukuhkan bahwa para Nabi palsu itu adalah roh-roh palsu. Berdasarkan itu dan mengikuti pendapat Johanes juga, Roh kudus atau holy spirit adalah Nabi yang berketuhanan alias Holy prophet.
Lebih jauh lagi, Johanes telah memberikan tolak ukur yang jelas untuk mengenali Nabi yang sebenarnya dengan mengatakan
"Demikianlah kita mengenal Roh Allah; setiap roh yang mengaku bahwa Jesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah."
(I Johanes 4:2)
Dan menurut pemahaman kalimat-kalimat Johanes dalam penafsiran yang pernah kita bahas, roh itu sinonim dengan Nabi. Berdasarkan itu, makna Roh Allah dalam ayat diatas adalah Nabi Allah, dan makna setiap Roh adalah setiap Nabi.
St. John 16:14
"Dia akan memuliakan aku, karena dia akan menerima dari aku dan akan memperlihatkannya kepadamu."
Kita pun wajib mengetahui apa yang dikatakan Nabi Muhammad Saw tentang Isa Almasih alias Jesus The Christ Son of Mary.
Didalam Qur'an telah disebut nama Isa a.s, lebih dari dua puluh lima kali dan digelarinya dengan berbagai gelar dan sifat, diantaranya 'Isa putra Maryam', 'Seorang Nabi', 'Seorang shaleh', 'Kalimah Allah', 'Masihullah' dan lain sebagainya.
Semuanya menunjukkan bahwa betapa Nabi Muhammad sangat memuliakan Isa Almasih, Son of Mary.
Adapun sebagai baiknya, kita melihat pada ciri-ciri yang dinubuatkan oleh Jesus mengenai The Holy -SpiritGhost- didalam kitab Injilnya.
Dari St. John 16:8 hingga 16:14
"And When he is come, he will reprove the world of sin and righteousness and of judgment of sin, because they believe not on me of righteousness, because I go to my father and ye see me no more of judgment because the prince of this world is judged. I have yet many things to say unto you but you can not bear them now. How beit when he, the 'spirit of truth' is come, he will guide you into all truth; for he shall not speak of himself, but whatsoever he shall hear, that shall he speak, and he will show you things to come."
The comforter alias the holy -spiritghost- menurut yang dinubuatkan oleh Jesus dalam Bible, adalah The Spirit of Truth yang akan memperbaiki dunia dan menjelaskan mengenai dosa, keadilan dan juga mengenai tata cara perhukuman.
Selain itu, Jesus juga berkata bahwa utusan berikutnya itu akan membimbing manusia menuju kejalan Tuhannya, kepada jalan kebenaran yang hakiki dan akan berbicara mengenai hal-hal yang akan mendatang.
Semua nubuat tersebut adalah cocok dengan Nabi Muhammad Saw Al-Amin.
Rasulullah membimbing manusia untuk kembali pada jalan Tuhan yang benar, memperbaiki akidah manusia untuk bertauhid, menyembah Tuhan yang Esa, bukan Tuhan yang Tiga.
Beliau datang untuk mengembalikan kemurnian ajaran yang dibawa oleh Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Yahya, Isa dan Nabi-nabi lainnya yang telah dirusak dengan berbagai macam kejahiliyahan masyarakat.
Nabi Muhammad telah datang dengan segala perundang-undangannya, berbicara mengenai dosa, berbicara mengenai keadilan dan juga berbicara mengenai hari kiamat yang akan datang.
Almasih sendiri mengatakan bahwa memang banyak yang hendak diucapkannya kepada Bani Israel, namun sebagian besarnya tidak akan dimengerti oleh umatnya pada masa itu, apalagi dalam menjalankan misi dakwahnya, Almasih selalu diburu dan dikejar oleh musuh-musuhnya.
Dengan perkenan Allah, Jesus memutuskan bahwa semua tugas kenabiannya yang belum selesai itu akan diserahkan kepada Muhammad dengan AlQur'annya, yang akan membimbing, tidak hanya kepada Bani Israel, melainkan kepada seluruh manusia dimaya pada ini sesuai dengan fungsinya membawa rahmat keseluruh alam.
Nabi Yahya alias John sendiri berkata dalam St. Matthew 3:11
"I indeed baptize you with water unto repentance, but he that cometh after me is mightier than I, whose shoes I am not worthy to bear He shall baptize you with the holy ghost and with fire".
Jika perkataan John diatas kita tujukan pada diri Jesus, itu kurang tepat, sebab Jesus sendiri datang kepadanya dan minta dibaptiskan yang berarti bahwa dia dan Jesus adalah sederajat.
St. Matthew 313
"Then cometh Jesus from Galilee to Jordan unto John to be baptized of him."
Jadi kalimat John tersebut dimaksudkan untuk kedatangan Muhammad Saw selaku Nabi terakhir dalam jajaran kenabian Tuhan, dimana Ruh suci dan Api yang dengannya ia akan membaptis orang adalah dua kalimah syahadat Pengakuan mengenai Keesaan Tuhan serta hukum yang diturunkanNya serta pengakuan terhadap Kerasulan Muhammad Saw Al-Amin.
Akidah atau kepercayaan adalah suatu soal yang tetap dan tidak berubah.
Allah adalah yang menciptakan segala yang ada, karena itu Allah sajalah yang berhak disembah, Dialah satu-satunya tempat meminta pertolongan, Dia yang tiada berserikat didalam menjalankan kekuasaanNya.
Nabi Muhammad akan tampil sebagai sosok pribadi yang gagah perkasa bagaikan Nabi Musa, mempunyai kebijaksanaan sehingga semua alam ikut bertasbih bersamanya seolah Nabi Daud, berotak brilian dan kekayaan hatinya melebihi kekayaan Nabi Sulaiman, memiliki wajah yang tampan rupawan laksana rupa Nabi Yusuf, mempunyai ketabahan yang besar melebihi ketabahan Nabi Yunus yang terperangkap dalam perut ikan dan Nabi Ibrahim yang tidak goyah dibakar api, bersikap kasih sayang sebagaimana Isa Almasih serta bersikap dan tampil sebagai sosok Al-Amin yang patuh kepada Tuhannya sebagai perwujudan sifat dari para malaikat.
Dialah sosok Nabi dan Holy Prophet yang dinantikan, dimana tiada lagi Nabi yang akan diutus setelah wafatnya kecuali para mujaddid yang berlaku sebagai 'utusan Tuhan' dari berbagai kaumnya sekaligus berfungsi sebagai pengembang dan perpanjangan tangan para Nabi Allah.
"Hubunganku dengan kenabian sebelumku seperti layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang pernah dibangun. Semuanya telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu bata. Aku mengisi tempat tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

InsyaAllah Bersambung....
 

Bagian 2

Selamat Datang ya Nabi Salam,
The Faithful
Muhammad Al-Amin sang Paraclete, dilahirkan pada hari Senin 12 Rabi'ul awal tahun gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi.
Terlahir dari Ibu bernama Siti Aminah Binti Wahab dan ayahnya Abdullah Bin Abdul Muthalib, keturunan Bani Ismail, putra Nabi besar Ibrahim as yang dijanjikan oleh Allah, dan sekaligus merupakan kakak dari Nabi Ishak, putra Nabi Ibrahim dari Siti Sarah yang menurunkan Nabi-nabi besar untuk umat Israel.
Sang ayah, Abdullah, meninggal di Yastrib dalam perjalanan berdagangnya, jauh hari sebelum Muhammad dilahirkan.
Ketika beliau masih bayi, selain menyusu kepada ibu kandungnya, Muhammad juga pernah disusui oleh Tsuwaibah Al Aslamyah dari Bani Aslam yang juga budak dari Abu Lahab, bersama-sama dengan Hamzah bin Abdul Muthalib pamannya yang sebaya usianya dengan Muhammad, dan selanjutnya menyusu kepada Halimah Al-Sa'diyah, dari Bani Sa'ad yang terletak antara Mekkah dan Thaif yang bersuamikan Abu Zuaib.
Sejak dari kandungan ibunya, hingga ia lahir, Muhammad sudah menunjukkan berbagai mukjizatnya sebagai tanda-tanda kenabiannya kelak dikemudian hari.
Setelah masa penyusuannya usai, Muhammad kembali kepelukan ibunya, Siti Aminah.
Setahun kemudian, Muhammad kecil beserta ibunya dan seorang inang pengasuhnya bernama Ummu Aiman melakukan ziarah kemakam Abdullah, ayah Muhammad dan suami Aminah di Yastrib.
Selama satu bulan mereka tinggal di Yastrib dengan menumpang dirumah keluarga mereka dari Bani Najjar.
Dalam perjalanan pulang kembali kekota Mekkah, tepat disebuah desa bernama Abwaa', Aminah jatuh sakit dan wafat disana, waktu itu usia Muhammad sudah 6 tahun.
Karena jaraknya kekota Mekkah masih cukup jauh, akhirnya jenazah Aminah dikuburkan didesa Abwaa' tersebut dan Muhammad beserta inangnya, Ummu Aiman kembali kekota Mekkah berdua.
Abdullah telah pergi, Aminah pun telah pula pergi setelah keduanya melakukan kewajiban yang diamanatkan kepada keduanya. Anak yang mulia itu kini menjadi yatim piatu seperti kehendak Allah, kehilangan ibu sebagaimana ia telah lebih dulu kehilangan ayah, tidak ada lagi yang akan menolongnya dalam segenap hal selain daripada Allah yang sudah mentakdirkan sekalian takdir.
Tuhan memanggil kedua orang tuanya, dan Tuhan juga yang menanggung akan memlihara anak yang mulia itu selain daripada inang pengasuhnya Ummu Aiman, yang sekarang berfungsi sebagai ibu baginya dan juga kelak dikemudian harinya sebagai saksi hidup mengenai apa dan siapa sesungguhnya sosok Muhammad itu.
Dialah yang memelihara Muhammad dalam perjalanan tersebut, mengurusi makan dan tidurnya, menjaganya dari semua mara bahaya, hingga akhirnya tiba dikota Mekkah dan diserahkan pada Abdul Muthalib, kakeknya.
Dua tahun setelah Muhammad diasuh oleh kakeknya, akhirnya pada usia 80 tahun, Abdul Muthalib kembali kerahmatullah, wafat dengan tenang setelah dia menyerahkan pengurusan Muhammad kepada putra tertuanya Abu Thalib yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai penguasa tertinggi dikota Mekkah saat itu.
Meski demikian, kehidupan keluarga Abu Thalib sendiri sangatlah serba kekurangan, dia menghidupi keluarganya dengan jalan berdagang.
Sejak itulah, Muhammad mulai belajar berdagang dan membantu pamannya didalam menjalankan roda kehidupan.
Kejujurannya, keterjauhannya dari semua yang bersifat keberhalaan, kedisiplinannya, ketangkasannya serta keuletan kerjanya membuat ia digelari orang dengan nama Al-Amin yang berarti orang yang jujur atau terpercaya, meski saat itu ia masih kecil.
Pada usianya yang ke-12 tahun, Muhammad Al-Amin dan pamannya Abu Thalib pergi berdagang kekota Syiria dan bertemu dengan seorang rahib bernama Bahiera atau Lautan Ilmu.
Rahib itu sendiri adalah seorang pengikut setia ajaran Isa Almasih dari Nashara.
Dia bukanlah dari seorang yang menyekutukan Tuhan sebagaimana kebanyakan ahli kitab lainnya.
Ensyclopedia of Britannica telah mencatat bahwa Bahiera adalah seorang ulama Nashara yang sangat tinggi ilmu agamanya dan ia pernah memegang jabatan Patriarch di Konstantinopel dari tahun 428 - 431 Masehi. Kedudukannya amatlah tinggi, pengikutnya pun cukup banyak. Namun karena faham Bahira adalah mengesakan Tuhan, diapun ditindas dan dibuang.
Sang rahib itu dihadapan kabilah Abu Thalib mewanti-wanti agar merawat dan menjaga Muhammad sebaik mungkin sebab dia telah melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya, sebagaimana yang termaktub dalam ajaran Isa Almasih sejati.
Sejak itulah pamannya Abu Thalib begitu teliti dan hati-hati sekali didalam menjaga Muhammad, bahkan curahan kasih sayang yang diberikannya kepada Al-Amin ini melebihi apa yang diberikannya kepada putra kandungnya sendiri.
Masa kecilnya juga dilewati dengan menggembalakan kambing penduduk Mekkah dengan imbalan Al Qaraarith, yaitu pecahan uang dinar atau dirham perak yang dapat dipergunakan untuk mencukupi keperluan hidup masa itu.
Kejujuran Muhammad dalam menjalankan dagangan dan gembalaan, telah sama-sama diketahui orang, dan tidak sedikit yang menitipkan barang dagangannya kepada Muhammad.
Muhammad kecil tidak sedikitpun mengambil untung dari titipan orang tersebut, tidak juga dia berkhianat dalam menjalankan perdagangannya.
Selanjutnya, putra Mekkah yang bergelar Al-Amin ini, sebelum mencapai usia 25 tahun telah menjadi seorang saudagar kafilah terbesar di Tanah Arab. Semakin banyak pula orang yang menyerahkan dagangannya kepada beliau.
Pada usianya yang ke-25 tahun, Muhammad menikah dengan seorang wanita saudagar terhormat dan merupakan orang terkaya waktu itu diantara penduduk Mekkah, namanya Siti Khadijjah binti Khuwailid Bin Abdul Uzza Bin Qushai ditahun 596 M.
Khadijjah digelari orang dengan sebutan Saydah Quraisy atau Ibu Quraisy. Sebelum menikah dengan Muhammad, Khadijjah sudah dua kali bersuami dengan orang kaya dari Bani Muchzum, tapi keduanya meninggal dunia dan ia sendiri telah mempunyai dua orang anak dari hasil perkawinannya terdahulu.
Meskipun Khadijjah berusia 40 tahun dengan dua orang anak pada masa itu, namun cinta Muhammad kepadanya adalah cinta yang penuh terus menerus selama 25 tahun sesudahnya, yaitu hingga Muhammad berusia 50 tahun dan Khadijjah berusia 65 tahun dengan dikaruniai 6 orang anak.
Karenanya pula selain bergelar Saydah Quraisy, Siti Khadijjah juga digelari sebagai wanita yang Al-Wadud Al-Walud, artinya seorang wanita yang sejati dan punya banyak anak.
Adapun anak-anak dari perkawinan Muhammad dengan Khadijjah adalah Al-Qasim, Abdullah At-Tahir, Zainab, Ruqayah, Ummu kalsum dan Fatimah Uzzahra. Adapun Al -Qasim dan Abdullah At-Tahir, wafat sejak kecilnya.
Putrinya yang tertua yaitu Zainab menikah dengan Abul 'Ash Bin At Rabi' Bin Abdi Syams, ibu dari Abul 'Ash ini adalah saudara perempuan dari Khadijjah dan dari perkawinannya itu Zainab mendapatkan dua orang anak, yang perempuan bernama Umamah dan yang laki-laki bernama Ali.
Ketika ayahnya, Muhammad, diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Zainab pun mengajak suaminya itu untuk ikut memeluk Islam, tapi ditolak olehnya, sementara Zainab sendiri telah beriman mengikuti sang ayah dan terpaksa berpisah dengan suaminya itu.
Ketika terjadi peperangan Badar, 17 Ramadhan tahun 2 atau 13 Maret 624, Abul 'Ash bersama-sama kaum Musyrikin Mekkah mengangkat pedang, mengobarkan perlawanan terhadap Nabi Muhammad Saw dan umat Islam. Namun tidak lama setelah itu, Abul 'Ash memeluk Islam hingga akhir hayatnya pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan kembali melangsungkan pernikahannya dengan Zainab secara Islam.
Putri Muhammad yang kedua yaitu Ruqayah menikah dengan 'Utbah Bin Abu Lahab, begitu pula dengan putrinya ketiga, Ummu Kalsum, menikah dengan 'Utaibah Bin Abu Lahab, saudara 'Utbah hanya selang beberapa waktu sebelum Muhammad mendapat wahyu.
Kelak dikemudian hari, dimana Muhammad telah diangkat menjadi Nabi dan Rasul serta bertugas menyampaikan dakwahnya kepada manusia, kedua putrinya ini bercerai dengan masing-masing putra Abu Lahab itu dan menikah dengan Usman Bin Affan yang didahului oleh Ruqayah, meninggal setelah peperangan Badar usai, dan digantikan oleh Ummu Kalsum, putri Nabi yang ketiga, sehingga karenanya Usman Bin Affan digelari Zun Nuraini, yaitu yang memiliki dua cahaya.
Fatimah sendiri waktu itu masih kecil dan belum menikah.
Ia dilahirkan pada tahun 606 M atau tahun ke-10 perkawinan Nabi dengan Khadijjah.
Dia ikut merasakan pahit getirnya dakwah Islamiyah yang dilakukan oleh ayahnya, ia menyaksikan sejak awal betapa duka derita yang dialami oleh Nabi Muhammad.
Fatimah juga yang pergi kemasjid untuk membersihkan kotoran-kotoran hewan yang dicampakkan oleh orang-orang kafir kepada Nabi, dan ia juga yang membersihkan darah yang mengalir dari wajah ayahnya ketika terluka dalam perang Uhud yang juga menewaskan paman Nabi, Hamzah Bin Abdul Muthalib ditangan Wahsyi dan Hindun.
Selain daripada itu, Muhammad juga mengambil seorang anak angkat laki-laki bernama Zaid Bin Haritsah, seorang anak dari Bani Al-Kalby yang dijual oleh sekawanan perampok kepasar Ukazd dan dibeli oleh Khadijjah untuk menjadi hamba sahayanya namun dibebaskan oleh Muhammad dan diangkat sebagai seorang anak.
Sementara itu, sejak menginjak usia 36 hingga 40 tahun, Muhammad lebih banyak mengasingkan dirinya jauh dari keramaian dan hiruk pikuk manusia yang menyembah berhala dikota Mekkah.
Sebagaimana yang diketahui sejak awal, dari kecil Muhammad tidak pernah mengikuti tata cara peribadahan masyarakat disekitarnya yang menyembah berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.
Dalam pengasingan dirinya itu, Muhammad memilih gua Hira untuk tempatnya Tahannuts, mendekatkan dirinya kepada Tuhan dengan mengikuti Risalah Ibrahim dan Ismail, nenek moyangnya dahulu kala.
Gua Hira terletak pada bagian atas suatu gunung yang sekarang bernama Jabal Nur (Gunung Cahaya), Gua tersebut berjarak 2 farsach atau 6 mil disebelah utara Mekkah dan untuk mendakinya saat ini secara terus menerus memakan waktu lebih kurang 40 menit lamanya dan jarak antara puncak Jabal Nur dengan Gua Hira sekitar 20 meter. Ketinggian total Jabar Nur sendiri lebih kurang 200 meter dari bawah.
Tahannuts yang dilakukan oleh Muhammad ini tidaklah mencontoh ibadah umat Nashara dengan mengasingkan diri secara total dari kehidupan masyarakat ramai dan menjauhi Sunnatullah, seperti beristri, berketurunan dan lain sebagainya.
Ia pergi ke Gua Hira dan sering tinggal beberapa hari dan beberapa malam disana baru pulang kembali ke Mekkah, berkumpul bersama keluarganya.
Pada suatu malam tanggal 17 Ramadhan, bersamaan dengan 06 Agustus 610 Masehi 203 tahun 41 dari kelahirannya atau ketika usia manusia yang mulia yang digelari orang sebagai Al-Amin itu mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari (tahun Qamariyah/Bulan) atau berusia 39 tahun 3 bulan 8 hari (tahun Syamsiah/Matahari), turunlah Malaikat Jibril kepadanya untuk menyampaikan wahyu yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dan menyatakan Kalimah Allah bahwa pada malam itu juga beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah, menjadi penerus risalah para Nabi sebelumnya.
Wahyu yang pertama kali turun tersebut adalah Surah Al-Alaq ayat 1-5
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang telah menjadikan.
Dia telah menjadikan manusia dari segumpal darah ('alaq)
Bacalah ! Karena Tuhanmu Yang Maha Mulia !
Yang mengajar dengan Qalam (ilmu pengetahuan)
Mengajar manusia apa yang tiada ia ketahui."
Demikianlah wahyu yang pertama kali diturunkan, mengandung isyarat kepada manusia untuk mempelajari asal usul kejadiannya agar mereka insyaf terhadap dirinya. Juga menyuruh manusia untuk dapat belajar membaca dan menulis serta menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Malam permulaan turunnya AlQur'an tersebut dikenal dengan malam 'Lailatul Qadar', yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan dan kesejahteraan sebagaimana yang difirmankan Allah
"Sungguh, Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?
Malam kemuliaan itu lebih utama daripada seribu bulan !
Turun malaikat dan Ruh kepadanya dengan izin Tuhannya dengan segala urusan.
Sejahtera ia ! Sampai terbit fajar."
(QS. 97:1-5)
Secara berangsur-angsur wahyu turun kepada Rasulullah Muhammad Saw selama 20 tahun 2 bulan 22 hari dalam 23 tahun periode keNabiannya dengan menghitung 3 tahun lamanya Rasul tidak mendapatkan wahyu semenjak ia dapatkan pertama kalinya di Gua Hira.
Wahyu terakhir dari Allah yang ia terima adalah pada tanggal 09 Dzulhijjah, 07 Maret 632 Masehi, saat Nabi sedang berwukuf dipadang 'Arafah bersama-sama kaum Muslimin melaksanakan Haji Wada' (Haji perpisahan) yaitu Surah Al-Maidah ayat 3
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Aku telah ridhai Islam sebagai agamamu."
(QS. 53)
Sang Paraclete yang agung, Nabi Al-Muntazhar atau Nabi yang ditunggu-tunggu oleh semua umat manusia itu telah tiba, beliaulah sosok Comforter dan sosok Spirit of Truth sebagaimana yang disinggung oleh St. John 1613 yang akan memandu manusia kepada semua kebenaran, sebab dia tidak akan berbicara atas kehendak hawa nafsunya sendiri, melainkan berdasarkan wahyu yang dia dengar dari Tuhannya, itulah yang akan disampaikannya.
Janji Tuhan kepada Nabi besar Ibrahim pada Genesis 2118 dan 1720 yang menyatakan akan menjadikan keturunan Ismail sebagai suatu bangsa yang besar telah terpenuhi yang diawali dengan kelahiran dan pengutusan Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin yang ajarannya kelak akan menghantarkan Bangsa Arab sebagai suatu bangsa yang besar sebagai pusat penyebaran Islam.
"And as for Ishmael, I have heard thee Behold, I have blessed him and will make him fruitful, and will multiply him exceedingly; twelve princes shall he begot, and I will make him a great Nation." (Genesis 17:20)
"Arise, lift up the lad, and hold him in thine hand; for I will make him a great Nation." (Genesis 21:18)
Juga janji Nabi Musa yang terdapat dalam kitab Tauratnya
"The Lord reigneth; let the earth rejoice, let the multitude of isles be glad thereof, clouds and darkaness are round about him Righteousness and judgment are the habitation of his throne. A fire goeth before him and burned up his enemies round about. His lightnings enlightened the world The earth saw, and trembled. The hills melted like wax at the presence of the Lord, at the presence of the Lord of the whole earth. The heavens declare his righteousness and all the people see his glory." (Psalm 9:71-6)
Mengenai istilah Lord yang berarti penguasa atau yang kuasa, terbagi atas dua pengertian. Pertama Lord dipakai untuk Allah yang berkuasa pada alam semesta selaku pencipta, Kedua Lord dipakai untuk menunjukkan Nabi yang berkuasa dibumi ini dalam menjalankan tugas yang diperintahkan Allah kepadanya dan sekaligus selaku Khalifah dibumi.
Contoh dari penggunaan double Lord ini bisa dilihat pada Psalm 1:101
"The Lord said unto my lord, Sit thou at my right hand, untill I make thine enemies thy footstool."
Begitulah akhirnya, dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah terhadap kaumnya dan semua manusia diluar itu, mendapatkan tantangan yang sangat berat sekali.
Pada tahun 616 hingga 617 M telah terjadi pemboikotan terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin semuanya termasuk keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Segala perhubungan putus sama sekali, dan pihak Quraisy mengancam keras terhadap siapa -siapa yang berani melakukan hubungan dengan mereka.
Akibat pemboikotan itu, Nabi dan kaum Muslimin beserta keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, yaitu dua keluarga yang masih ada hubungan darah dengan Rasulullah dan selama ini menjadi pembela Nabi, terpaksa menyingkir, mencari perlindungan di Syi'ib, suatu tempat perbukitan diluar kota.
Pada bulan Desember 619 M, tidak lama setelah pemboikotan dihapuskan, istri Rasulullah Saw yang terkasih, Siti Khadijjah meninggal dunia, kembali kerahmatullah dalam keadaan beriman.
Khadijjah, merupakan orang yang paling dekat dengan Nabi, karena tidak saja ia sebagai seorang istri, tetapi pendamping setia Rasulullah dalam suka dan duka.
Masa mudanya ia habiskan dalam membina karir perdagangannya.
Namun kemudian ia mempersembahkan semua yang dimilikinya untuk perjuangan suaminya -menegakkan ajaran Islam.
Selama bertahun-tahun Khadijjah mendampingi Muhammad Saw, membina keluarga yang penuh ketentraman dan kebahagiaan. Ketika Rasulullah Saw mendapat tugas yang berat -mengemban risalah Ilahiah- Khadijjah meneguhkan hatinya dan menambah kepercayaan dirinya.
Ketika Nabi didustakan kaumnya, Khadijjah meyakininya dengan tulus.
Khadijjah adalah orang yang pertama percaya akan kenabian Muhammad sekaligus wanita pertama yang memeluk Islam. Ketika masyarakatnya menyembah berhala, dibelakang Penghulu para Nabi, dia bersujud menyembah Allah Yang Maha Esa.
Pada waktu orang-orang Quraisy mengucilkan keluarga Rasulullah dipadang yang gersang, Khadijjah meninggalkan rumahnya yang megah. Dia tidur dalam kemah yang sederhana.
Setiap hari dia bekerja keras membagikan makanan yang sedikit kepada para pengikut Rasulullah Saw, tidak jarang dia dan suaminya tidak kebagian makanan. Lebih jauh lagi, Khadijjah adalah ibu dari anak-anaknya yang penuh kasih dan sayang.
Hanya selang beberapa minggu dari kematian Khadijjah, Abu Thalib, paman Nabi yang selama ini melindunginya dari keganasan dan gangguan kaum kafir Quraisy, meninggal dunia, yaitu pada bulan Januari 620 M.
Abu Thalib, adalah paman sekaligus juga berfungsi sebagai ayah bagi Rasul semenjak kedua orang tua dan kakeknya tiada sewaktu ia masih kecil, dan kini pamannya itu telah pula menyusul istrinya, Khadijjah, kembali keharibaan Tuhan yang menciptakannya.
Dia adalah perisai Rasulullah, sehingga meskipun begitu hebat ancaman dan gangguan yang dilakukan terhadap Nabi, namun selama Abu Thalib masih hidup, mereka tidak berani melakukan gangguan-gangguan phisik terhadap Rasulullah.
Semenjak kematian kedua orang inilah, perlawanan kaum kafir Quraisy semakin menghebat dan menggila kepada diri Nabi Muhammad dan umatnya.

InsyaAllah Bersambung....
 

Bagian Tiga

Selamat Datang ya Nabi Salam,
The Great Nation Builder and The Great Reformer
Meskipun siksaan dan hinaan ditimpakan pada diri Nabi yang agung ini oleh kaum kafir Quraisy yang sesekali juga bekerja sama dengan umat Yahudi, tidaklah menjadikan surutnya perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad Saw didalam mengumandangkan seruan Tauhid kepada Ilahi.
Semakin hari pengikutnya semakin bertambah.
Tercatatlah sejumlah nama-nama besar pengikut Rasulullah Al-Amin ini.
Ali Bin Abu Thalib, putera pamannya sendiri, Abu Thalib., disusul dengan Zaid Bin Haritsah, anak angkat beliau, Abdullah Bin Abu Kuhafa dari Bani Taim Ibni Murra yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Abu Bakar, berusia 2 tahun lebih muda dari Nabi Muhammad dan kelak akan menggantikan kedudukan sang Nabi sebagai pemimpin umat, menjadi Khalifah Islam pertama.
Sejumlah orang terkemuka lainnya mengikuti jejak Abu Bakar dan sahabat yang lainnya, diantaranya adalah Usman Bin Affan dari Bani Umayyah yang kelak kemudian hari menjadi Khalifah Islam ketiga menggantikan Umar Bin Khatab, Salman Al-Farisi, Abdurrahman Bin 'Auf, Hamzah Bin Abdul Muthalib, paman dan saudara sesusuan Rasulullah sejak kecil, bergelar Singa Gurun Pasir, merupakan satu dari dua orang yang sangat ditakuti dan disegani setelah Umar Bin Khatab, baik dalam kalangan Muslimin maupun kaum kafir Quraisy, dia berhasil membunuh Abu Jahal dalam perang Badar.
Sa'ad Bin Abi Wakkas yang pada masanya menjadi penakluk Parsi, Umar Bin Khatab dari Bani 'Adi Ibn-Ka'ab yang pada waktu kekhalifahannya itulah Islam terus menyebar ke Suriah dan Palestina yang kala itu menjadi bagian kekaisaran Byzantium, terus ke Turki, Mesir, Iraq, Iran hingga Persia dan menyebrang ke Afrika Utara.
Sejarah mencatat bahwa dakwah Islam sudah mencapai kenegri Tiongkok ketika Nabi Muhammad Saw sendiri masih hidup (627 M). Adapun yang melakukan penyebaran Islam dinegri tersebut adalah sahabat Nabi yang bernama Abu Kasbah, sekaligus mendirikan masjid pertama di Kanton.
Pada tahun 632 M, Abu Kasbah kembali kenegrinya untuk melaporkan keadaan dinegri Tiongkok kepada Nabi Saw, tetapi kedatangannya ke Madinah ternyata terlambat sebulan dari saat wafatnya Nabi, selanjutnya Abu Kasbah kembali ke Tiongkok dan meninggal disana.
Kaisar Kao Tsung pernah mengirimkan perutusan ke Madinah karena mengagumi atas munculnya 'kerajaan baru' dan mempunyai pedoman agama yang kuat. Misi persahabatan ini dibalas oleh Khalifah Usman Bin Affan (634-644 M) dengan mengirimkan misi persahabatan pula ke Tiongkok.
Perkembangan Islam yang luar biasa dan berpengaruh terus dicatat hingga pada jaman Bani Umayyah (Mu'awiyah I, 565-661) bersambung masa pemerintahan Khalifah Yazid (661-681) dan Mu'awiyah II (681-683), Islam bergerak maju kesegala penjuru dunia, ke Utara, ke Timur dan ke Barat (Spanyol 711 M) sampai pada pemerintahan Khalifah Sulaiman (715 M).
Tanggal 16 Juli 622 M adalah permulaan perhitungan dan penanggalan baru, bertepatan dengan awal bulan Muharram tahun pertama Hijrah Nabi Muhammad Saw dari kota Mekkah kekota Madinah yang waktu itu masih bernama Yatsrib.
Hijrah itu sendiri terjadi untuk menghindari penyiksaan demi penyiksaan dan pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy terhadap para pengikut Rasulullah.
Allah berfirman dalam AlQur'an
"Sungguh Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan dari antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung-kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan akan Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir padanya sungai-sungai. Sebagai ganjaran dari Allah, karena Allah itu pada sisi-Nya ada ganjaran yang baik". (QS. 3195)
Nabi Muhammad Saw sendiri tetap bertahan dikota Mekkah hingga semua sahabat dan pengikutnya tidak ada lagi yang tertinggal disana.
Hingga pada malam dimana Nabi sudah bersiap untuk hijrah, rumah beliau dikepung oleh penduduk Mekkah yang bermaksud untuk membunuhnya. Pertolongan Allah datang, manakala Nabi Muhammad keluar dari rumahnya bersama Abu Bakar, kaum kafir Quraisy itu ditidurkan semuanya, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa Nabi telah lolos dari incaran mereka.
Selanjutnya dalam perjalanannya itupun, Nabi Muhammad kembali nyaris tertangkap oleh pihak kafir Quraisy suruhan Abu Jahal seandainya saja Allah tidak melindunginya dengan memerintahkan Rasul bersembunyi diGua Tsur.
Perlindungan Allah datang dengan burung merpati yang tengah mengerami telur disangkarnya.
Serta adanya Laba-laba yang membangun rumahnya ditengah-tengah pintu masuk Gua, sehingga menimbulkan kesan bagi orang diluarnya bahwa gua tersebut tidak ada yang pernah memasukinya.
Tsur adalah sebuah bukit biasa saja yang lebih tinggi dari bukit-bukit didaerah perbukitan sekeliling Mekkah. Bukit ini berada lebih kurang 6 Km arah selatan Masjidil Haraam. Dibagian lerengnya terdapat beberapa buah gua, dan pada bagian yang mendekati puncak terdapatlah Gua dimana Rasulullah bersama sahabatnya Abu Bakar berlindung. Untuk mencapai Gua Tsur tersebut, orang harus mendaki lebih kurang 1,5 jam.
Perjalanan Nabi Muhammad menuju kekota Madinah (Yatsrib), memakan waktu selama delapan hari, dan kedatangan beliau disebuah kota kecil, Quba, sekitar 9 mil dari Yatsrib, disambut oleh Kaum Muslimin Anshar dengan penuh gembira dan keharuan.
Di Quba itu Rasulullah berhenti dan beristirahat ditempat Bani Amr Bin Auf selama tiga hari, dan dalam pada itu, setelah sehari tiba di Quba, Ali Bin Abu Thalib menyusul tiba pula.
Selama berada Quba itu, Rasulullah dan para sahabatnya sempat mendirikan sebuah masjid yang pertama dalam sejarah Islam yang dikenal dengan nama Masjid Quba, yang sampai pada hari ini masjid tersebut tetap berdiri dengan megahnya setelah mengalami beberapa kali perluasan dan renovasi.
Dari Quba, Rasulullah melanjutkan perjalanannya ke Yatsrib.
Ketika sebelum sampai di Yatsrib, tiba hari Jum'at dan matahari sudah miring kebarat, Nabi Muhammad sampai dikediaman Bani Salim Bin 'Auf, yaitu suatu lembah yang bernama Wadi Ranwana', disitulah Nabi melaksanakan shalat Jum'at serta khutbah pertamanya.
Rasulullah Saw akhirnya tiba dikota Yatsrib atau Madinah sekarang ini, bersama sahabatnya Abu Bakar r.a, Ali Bin Abu Thalib, Suraqah Bin Malik Bin Ya'syim serta pemandu jalan, Amir Bin Fuhairah dan beberapa kaum muslimin lainnya pada bulan Rabi'ul awal, harinya berkisar antara tanggal 2 hingga tanggal 16, bertepatan dengan bulan September 622 M.
Dengan demikian maka tahun terjadinya hijrah dihitung sebagai tahun pertama, dengan penyesuaian bulan dan tanggal menurut perhitungan tahun hilaliyah Arab. Sehingga akhirnya ditetapkanlah hari pertama bulan Muharram menjadi awal tahun hijriyah menggantikan hari dan tanggal tibanya Nabi di Madinah.
Di Madinah ini, Rasulullah mendirikan masjid Nabawi, dan membangun rumahnya berdekatan dengan masjid tersebut. Rasulullah sendiri langsung memimpin pembangunan masjid itu bersama kaum Anshar dan Muhajirin.
Kaum Muslimin Anshar, adalah sebutan untuk kaum Muslimin yang ada dikota Yatsrib/Madinah, sedangkan Kaum Muslimin Muhajirin adalah sebutan untuk kaum Muslimin yang melakukan hijrah dari Mekkah ke Yatsrib.
Seringkali orang-orang menamakan Negara Islam yang pertama kali berdiri dahulu itu dengan nama Negara Madinah karena berada dikota Madinah. Tetapi nama ini sering menimbulkan salah pengertian, dimana Negara Madinah disamakan dengan City State (Negara Kota) seperti Athena dan Sparta dijaman purba.
Sebenarnya, negara hijrah, mempunyai kaitan yang luas dengan Madinah.
Negara Hijrah itu adalah berdasarkan suatu ideologi internasional yang bisa saja didirikan ditempat manapun yang telah menganut ideologi yang diajarkan Islam.
Hal ini sudah terbuki pada waktu pemerintahan Khalifah Ali Bin Abu Thalib, pusat pemerintahan dipindahkan ke Iraq.
Di Madinah, tidak terdapati hal-hal yang sebagaimana terjadi pada peristiwa imigrasi orang-orang Eropa kebenua Amerika atau ke Australia atau ke Afrika Selatan. Kaum Muhajirin disana tidak pernah berkeinginan untuk menghabisi atau mengusir penduduk asli Madinah, tidak pernah mengadakan penjajahan atau pembedaan terhadap para pendatang.
Negara Hijrah adalah Negara Aqidah Islamiyah dimana penduduk asli kota Madinah dan orang-orang Muhajirin yang bermukim disana berada pada posisi kemanusiaan dan kedudukan hukum yang sama. Suatu Aqidah atau ideologi bersifat terbuka bagi semua orang, karena kemanusiaannya semata, tanpa memandang dari negri mana dan suku apapun dianya. Negara Hijrah adalah negara terbuka bagi setiap orang dan setiap kelompok. Dia tidak menutup diri seperti negara-negara agama lainnya sepanjang sejarah.
"Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh, dia seorang raksasa sejarah. Dia berjuang meningkatkan tahap rohaniah dan moral suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas dan kegersangan gurun. Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun; belum pernah ada orang yang begitu berhasil mewujudkan mimpi -mimpinya seperti dia," tulis Will Durant dalam the Story of Civilization terhadap diri Nabi Muhammad Saw.
"Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh kepadang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa sejak Delhi ke Granada." Tambah Thomas Carlyle dalam On Heroes and Hero Worship.
Dengan sejumlah informasi yang mereka miliki, Durant dan Carlyle berusaha melukiskan kebesaran Rasulullah Saw. Mereka tidak pernah berjumpa dengan Nabi yang mulia. Mereka tidak pernah melihat wajah atau mendengar suaranya. Mereka bahkan tidak beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saw. Mereka hanya menyaksikan lewat lembaran-lembaran sejarah yang mereka teliti.
Muhammad Saw, sebagaimana Nabi-nabi Allah yang lain, datang bukan hanya sekedar mengajarkan shalat dan doa. Dia adalah tokoh revolusioner yang memimpin kelompok tertindas melawan kezaliman sistem yang berlaku. Dia tampil membimbing kaum Mustadh'afin untuk mengubah nasibnya dan menentang kaum Mustakbirin supaya menghentikan keserakahannya. Karena itu, dia didukung rakyat kecil dan dibenci kebanyakan penguasa.
Rasulullah mengatur tata tertib kehidupan setiap umat Islam dengan cermat.
Beliau melahirkan beberapa pengajaran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Seorang penulis biographi Nabi yang cukup dikenal, yaitu Muhammad Ahmad Djadil Maula Beik dalam bukunya "Muhammad Al Matsalul Kamil" (Muhammad teladan sempurna) mengemukakan tiga macam kerja raksasa yang dibawanya.
Kerja raksasa itu telah dapat direalisir Nabi selama masa kerasulannya yang berlangsung selama 23 tahun, yaitu 13 tahun dikota Mekkah dan 10 tahun dikota Madinah. Ialah
  1. Innahu Kawwana Ummatan; Membentuk suatu ummat
  2. Wassasa daulatan; Mendirikan suatu negara
  3. Waaqoma dinan; Menegakkan suatu agama
Sebagai karya raksasa pertama, Nabi Muhammad telah berhasil membangun suatu umat yang besar. Umat yang merekam sejarah ke-emasan dalam peradaban manusia. Yang dibangun serta dibentuknya dari suatu bangsa yang lemah, bobrok dalam segala bidang, bangsa yang terpecah belah dalam kesukuan dan kabilah, satu sama lainnya bermusuhan, bangsa berjiwa kasar dan berwatak buas jauh dari nilai-nilai akhlak dan budaya, yaitu bangsa Arab Jahiliyah yang sangat terbelakang baik material maupun spiritual. Suatu bangsa yang tidak pernah dikenal sebelumnya sama sekali dalam catatan sejarah dunia.
Bangsa seperti bangsa Arab yang sedemikian rupa keadaannya, dalam tempo relatif singkat, hanya kurang dari seperempat abad telah berubah keadaannya sama sekali.
Dari suatu bangsa yang tidak masuk "bilangan" atau perhitungan, berubah menjadi suatu bangsa yang disegani, dihormati bahkan ditakuti. Bukan karena kekejaman dan keganasannya melainkan karena keluhuran dan kebesaran jiwanya, karena kecemerlangan peradaban dan kebudayaannya. Sebagai perwujudan janji Tuhan kepada Ibrahim atas keturunan Ismail kelak ratusan tahun dari masanya.
Berkat perjuangan Muhammad Rasulullah Saw Al-Amin, bangsa yang semula terasing di Sahara sekarang menentukan sejarah umat manusia. Orang-orang Arab yang miskin kini menjadi penguasa dunia meskipun keadaan diri Rasul yang agung itu sendiri bertolak belakang dengan kejayaan yang dicapainya, dia berada dalam keadaan yang serba kekurangan dan sederhana hingga hari wafatnya, beliau hanya meninggalkan kitabullah dan keluarganya.
Ini adalah tujuan terakhir bagi manusia; untuk menjadi tuan rumah didalam semesta dan menyaksikan ketentraman jiwanya bersama Tuhannya, yang tidak hanya Tuhannya merasa senang, tetapi diapun merasa senang bersama Tuhannya.
Kesenangan yang sempurna. Kepuasan yang sempurna. Kedamaian yang sempurna.
Kasih sayang Tuhan adalah makanannya dipentas dunia ini dan dia minum dari air mancur kehidupan. Duka cita dan kekecewaan tidak meliputinya dan keberhasilan tidak menjadikan dia sombong dan merasa mulia.
Jika keagungan tujuan, kesempitan sarana dan hasil yang menakjubkan, adalah tiga kriteria kejeniusan manusia, siapa yang berani membandingkan manusia yang memiliki kebesaran didalam sejarah modern dengan Muhammad ?
Orang-orang paling terkenal menciptakan tentara, hukum dan kekaisaran semata.
Mereka mendirikan apa saja, tidak lebih dari kekuatan material yang acapkali hancur didepan mata mereka sendiri.
Nabi Muhammad Saw, Rasul Allah yang agung, penutup semua Nabi, tidak hanya menggerakkan bala tentara, rakyat dan dinasti, mengubah perundang-undangan, kekaisaran. Tetapi juga menggerakkan jutaan orang bahkan lebih dari itu, dia memindahkan altar-altar, agama-agama, ide-ide, keyakinan-keyakinan dan jiwa -jiwa.
Berdasarkan sebuah kitab, yang setiap ayatnya menjadi hukum, dia menciptakan kebangsaan beragama yang membaurkan bangsa-bangsa dari setiap jenis bahasa dan setiap ras.
Dalam diri Muhammad, dunia telah menyaksikan fenomena yang paling jarang diatas bumi ini, seorang yang miskin, berjuang tanpa fasilitas, tidak goyah oleh kerasnya ulah para pendosa.
Dia bukan seorang yang jahat, dia keturunan baik-baik, keluarganya merupakan keluarga yang terhormat dalam pandangan penduduk Mekkah kala itu. Namun dia meninggalkan semua kehormatan tersebut dan lebih memilih untuk berjuang, mengalami sakit dan derita, panasnya matahari dan dinginnya malam hari ditengah gurun pasir hanya untuk menghambakan dirinya demi Tuhannya. Dia lebih baik dari apa yang semestinya terjadi pada seseorang seperti dia.
Mereka, para sahabatnya, orang-orang Arab, yang terlahir bergumul dengannya selama 23 tahun, begitu menghormatinya.
Padahal mereka itu adalah orang-orang liar, mudah meledak dan cepat terseret kedalam pertikaian yang sengit. Tanpa semua ketulusan hati, keberanian yang dahsyat, kebenaran nilai dan kedewasaan, tak ada orang yang dapat memerintah mereka.
Tetapi mereka mau memanggil Muhammad sebagai Nabi, sebagai pimpinan, sebagai seorang bapak dan sebagai manusia yang harus mereka hormati dan mereka patuhi.
Disana Muhammad berdiri bertatap muka dengan mereka, nyata tidak tersembunyi dalam suatu misteri, ia menjahit jubah panjangnya dan memperbaiki sepatunya sendiri. Bertempur, menasehati, memerintah ditengah-tengah mereka, mereka tentu menyaksikan seorang macam apakah Muhammad itu sebenarnya.
Orang dapat memanggil dirinya dengan panggilan apa saja, tidak ada kaisar dengan mahkotanya yang dipatuhi secara ikhlas seperti laki-laki ini, dalam jubah panjangnya yang dijahit sendiri.
Setelah kota Mekkah jatuh, lebih dari satu juta mil persegi tanah terletak dibawah telapak kakinya. Penguasa Jazirah Arabia ini tetap saja menjahit sendiri sepatunya dan pakaian dari bahan yang kasar, memerah susu kambing, meniup tungku menyalakan api dan mengunjungi keluarga-keluarga miskin. Seluruh kota Madinah dimana beliau tinggal, berkembang dengan amat pesat dimasa hidupnya. Dimana-mana ada emas dan perak dengan cukup, namun dihari-hari kemakmuran tersebut, berminggu-minggu berlalu tanpa api menyala ditungku raja Arabia ini.
Makanannya kurma dan air putih.
Keluarganya kelaparan beberapa malam berturut-turut karena mereka tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan dimalam hari. Beliau tidak tidur diatas tempat tidur yang empuk tetapi diatas tikar setelah hari-hari sibuknya yang panjang, menghabiskan sebagian besar malamnya dengan sembahyang, tak jarang hingga mencucurkan air mata sebelum sang Pencipta mengabulkan permohonan beliau akan kekuatan untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai seorang Rasul.
InsyaAllah Bersambung....
 

Bagian Empat

Selamat Datang ya Nabi Salam,
the messenger 0f Allah and the Seal 0f The Pr0phets

Haji Wada' adalah haji perpisahan.
artinya Haji terakhir kalinya Nabi Saw Bersama umat mengerjakan ibadah Haji bersama. Ketika haji Wada' wukufnya tepat hari Jum'at Dan saat itu pula wahyu terakhir turun (QS. 5:3)
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Aku telah ridhai Islam sebagai agamamu."
(QS. 5:3)
Rasulullah berangkat meninggalkan Madinah dengan serombongan besar kaum Muslimin pada tanggal 25 Dzulka'idah (23 Pebruari 632) menuju ke Mekkah Almukarromah. Dengan kata-kata yang akan tetap hidup dalam hati sekalian orang Muslim.
"Wahai manusia ! Dengarkanlah kata-kataku ini, mungkin sesudah tahun ini, aku tidak berkumpul bersama kamu lagi ditempat ini.
Nyawamu dan harta bendamu adalah suci bagi kamu hingga kamu menghadap kepada Tuhan, sebagaimana hari ini dan bulan ini adalah suci buat kamu sekalian.
Kamu berhak atas istri-istrimu dan istri-istrimu berhak atas kamu. Perlakukanlah istri-istrimu dengan lemah lembut dan kasih sayang, Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka atas jaminan Tuhan dan mereka menjadi halal bagi kamu karena kalimatullah.
Mereka adalah pendamping alias teman hidupmu, karena itu berilah kepadanya petunjuk-petunjuk. Mereka tidak memiliki apa-apa pada dirinya. Bertanggung jawablah kamu kepada Allah tentang istri. Karena itu berilah mereka pelajaran yang baik.
Dan hamba sahayamu ! Jagalah supaya mereka makan makanan yang kamu makan dan berilah mereka pakaian yang kamu pakai; dan jika mereka melakukan kesalahan yang kamu tidak mudah mengampuninya, maka berpisahlah dengan mereka, karena mereka adalah hamba-hamba Tuhan dan tidak boleh diperlakukan dengan kasar.
Wahai manusia ! Sesungguhnya Tuhan kamu satu dan orang tuamu juga satu.
kamu semua dari Adam dan Adampun dari tanah. sebenarnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah mereka yang paling bertakwa. Tidak ada kelebihan golongan Arab atas golongan yang bukan Arab, kecuali tentang takwa.
Wahai Manusia ! Dengarkanlah kata-kataku dan pahamilah, umat Islam itu bersaudara, maka tidak halal baginya kecuali sesuatu yang memang diberikan sesuai kata hati saudaranya, karena itu janganlah menipu diri sendiri.
Jagalah dirimu, dan janganlah kamu kembali kafir sesudah aku tiada.
hendaklah yang hadir hari ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir, mungkin orang yang diberi tahu lebih ingat dari 0rang yang mendengarNya."
Pada akhir khutbah itu, Rasulullah terharu melihat kegembiraan yang sangat dari umatnya yang memperhatikan setiap katanya. Dan ia pun berseru "Ya Allah, aku telah menyampaikan amanatku dan menunaikan kewajibanku." Orang banyak yang berkumpul berseru serentak "Ya, memang demikianlah adanya." Disambung oleh Rasulullah "Ya Allah, saksikanlah ini !"
Setelah mengucapkan salam, Rasulullah mengakhiri khutbahnya yang berintikan hak -hak asasi manusia, beliau pun beristirahat. Kemudian bangkit untuk mengerjakan Sholat dzuhur dan Ashar dengan jama'. Sore harinya beliau meninggalkan Arafah menuju Mudzdalifah dan bermalam disana. Pagi harinya, ba'da subuh, beliau ke Masjidil Haraam terus ke Mina untuk melontarkan Jumroh. Dan setelah usai mengerjakan ibadah hajinya, Beliau kembali dengan pengikut-pengikutnya kekota Madinah.
Tahun terakhir dari hidup Nabi Muhammad Saw dihabiskannya dikota itu.
diaturnya organisasi propinsi-propinsi Dan masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam dan menjadi bagian dari Persekutuan Islam.
Hari-hari terakhirnya begitu menarik hati, karena ketenangan dan kejernihan pikirannya yang memungkinkan ia, meskipun badannya lemah tidak bertenaga, memimpin sholat berjemaah sampai tiga hari sebelum wafatnya.
Terakhir kali beliau muncul dalam masjid dipapah oleh dua orang keponakannya, Ali dan Fazal, putra pamannya Abbas Bin Abdul Muthalib. Wajahnya pucat dan dahinya dibalut kain. Perlahan-lahan beliau berjalan menuju mimbar.
Beberapa orang sahabat sudah mulai terisak.
sebagian besar berusaha menahan air mata mereka.
Suatu senyuman yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, bermain diwajahnya dan nampak oleh semua yang hadir mengelilinginya. Sesudah berdoa dan memuji Tuhan seperti biasa, Rasulullah berkhutbah kepada orang banyak yang kesemua isinya tidaklah dapat kita uraikan disini karena keterbatasan tempat dan panjangnya isi khutbah beliau Saw itu, inilah sekedar beberapa diantaranya
"Wahai manusia, bagaimana mungkin kalian menolak kematian Nabimu. Seandainya ada orang yang sebelumku yang hidup kekal, aku akan hidup kekal bersama kalian. Ketahuilah, Aku akan menemui Tuhanku.
Sudah tua usiaku, sudah rapuh tulangku, sudah lemah tubuhku, sudah siap diriku, sudah besar kerinduanku untuk menemui Tuhanku. Aku kira, inilah hari terakhir antara aku dan kalian. Selama aku hidup, kalian menyaksikanku. Sesudah aku tiada, Allah akan menjadi khalifahku bagi setiap mukmin, laki-laki dan perempuan.
Wahai sahabat-sahabatku, menurut kalian, Nabi macam apakah aku ini ?
bukankah aku berjuang bersama kalian, bukankah pernah sobek bahuku, bukankah dahiku pernah Berdebu, bukankah darah pernah mengalir diwajahku dan membasahi janggutku, bukankah telah kutanggung duka dan derita Menghadapi kaumku yang bodoh, bukankah pernah kuikatkan batu diperutku untuk menahan rasa lapar ?"
Para sahabat serentak berkata, "Benar, wahai Rasulullah. Engkau sudah memikul semuanya dengan tabah, engkau telah menolak kemungkaran sehingga engkau menghadapi cobaan-cobaan karena Allah. Semoga Allah membalas kebaikan engkau dengan pahala yang paling utama."
"Semoga Allah juga memberikan pahala kepada kalian !" kata Rasulullah Saw.
selanjutnya beliau berkata, "Sesungguhnya Allah Azza Wa jalla telah menetapkan bahwa tidak boleh orang datang kepada-Nya dengan meMbawa kezaliman. Demi Allah, siapakah dIantara kaliaN yang pernah disakiti Muhammad, berdirIlah dan balaslah sekarang (lakukan QisHash), disinilah aku untuk mempertanggung jawabkannya. qishash di Dunia lebih aku sukai dari pada Qishahs dihari akhirat nanti dihadapan para malaikat dan para Nabi. Jika aku ada berhutang sesuatu kepada salah Seorang, segala yang kebetulan aku miliki akan kujadikan bayarannya."
Seorang laki-laki berdiri dari tengah-tengah hadirin. Namanya Sauda Bin Qais.
dia berkata, "Semoga orang tuaku menjadi tebusanmu, Ya Rasul Allah.
ketika engkau kembali dari Tha'if, aku menjemput anda.
engkau mengendarai unta anda, qushwa, dan pada tangan engkau ada Tongkat kecil.
engkau mengangkat tongkat Itu ketika bermaksud untuk menggerakkan unta engkau Tersebut.
tongkat itu mengenai perutKu. aku tidak tahu apakah engkau melakukannya dengan sengaja atau tidak."
Menjawab Rasulullah
"Aku berlindung kepada Allah jika aku lakukan dengan sengaja. Wahai Bilal, pergilah kerumah Fatimah dan Ambil tongkat kecilku itu." Bilal keluar dari masjid Nabawi dan pergi menuju kerumah Fatimah, putri bungsu Rasulullah dari perkawinannya dengan Khadijjah.
Setelah kembali dan menyerahkan tongkat tersebut kepada Nabi Saw., Rasulullah Saw berseru "Mana Sauda ?"
"Ini saya, ya Rasul Allah," kata Sauda Bin Qais.
"Bukalah perut anda, ya Rasul allah !" Dan Nabi yang mulia itupun menyingkapkan pakaiannya.
sauda Bin Qais serta merta memeluk Nabi dan memohon Izin untuk mencium perut beliau, setelah Nabi mengizInkannya, ia Berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari api neraka dengan meletakkan mulutku pada tempat Qishash diperut rasul."
Nabi Saw bertanya, "Ya Sauda Bin Qais, Akan engkau lakukan Qishashmu itu atau engkau maafkan perbuatanku itu ?" "Aku maafkan, ya Rasul Allah !" Jawab Saudah.
Rasulullah Kemudian berdoa dan memohon rahmat Allah bagi mereka yang hadir dan bagi mereka yang telah gugur dalam penganiayaan oleh musuh; dinasehatinya sekali lagi kaumnya untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agama dan hidup dalam damai dan kelapangan hati; diakhirinya khutbahnya itu dengan mengutip ayat Qur'an
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan. Karena kesudahan itu adalah bagi mereka yang berbakti."
(QS. 28:83)
Selanjutnya, Rasulullah Muhammad Saw tidak pernah lagi tampil dalam sholat berjemaah dan menunjuk Abu Bakar untuk menjadi imam sholat. Kepada Ali Bin Abu Thalib Rasulullah berwasiat untuk memandikan dan mengafaninya bila ia telah kembali kerahmatullah.
Tidak lama setelah peristiwa itu, pada hari Senin, 12 Rabi'ul awal 11 hijriah, manusia mulia itu menghembuskan napasnya yang terakhir, kembali kepada Tuhan yang telah mengutusnya, Tuhan yang telah memuliakan hidupnya, menjadikannya sebagai penghulu semua Nabi yang hanya namanya saja berhak disandingkan bersama -sama dengan nama Allah dalam kalimah syahadah.
Nabi yang mulia, Paraclete yang dipenuhi oleh ruh suci itu, telah tiada.
namun meski begitu, ajarannya, risalah Yang dibawanya akan tetap Hidup selama -lamanya, bersemayam dihati setiap umat Muslimin, mukminin dan mukminat, sebagaImana yang diwasiatkan oleh Jesus The Christ, Nabi Isa Almasih putra maryam dalam Biblenya
St. John 1416
"And I will pray the father, and He shall give you another comforter that he may abide with you forever."
"There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower."
(QS. 2:256)
Jenazah Nabi Muhammad Saw dikuburkan diMadinah.
dahulu, kuburan Nabi Muhammad saw berada diluar masjId dan mulai masuk kedalam ruang masjid setelah MasjId Nabawi mengalami perluasan hingga sekarang.
Didekat makam Nabi ini juga terdapat kuburan 2 sahabat utama beliau, yaitu Abu Bakar Shiddiq dan Umar Bin Khatab yang masing-masingnya menjabat khalifah pertama dan kedua setelah kepergian Rasul.
Ditempat lain, makam/pekuburan Baqi' tidak jauh dari Masjid Nabawi, dapat dicapai dengan jalan kaki, lebih kurang 10 menit; letaknya disebelah timur kota Madinah. Sahabat Rasulullah yang dikuburkan di Baqi' mencapai lebih kurang 10.000 jenazah; diantaranya Usman Bin Mazh'un dan As'ad Bin Zurarah.
Kuburan Khalifah ketiga, Ali Bin Abu Thalib, Sufyan Bin Harits Bin Abu Thalib dan Abdullah Bin Ja'far terletak hanya sekitar 40 meter dari pintu masuk pemakaman sebelah barat daya.
Dibagian selatannya terdapat kuburan Aqil Bin Abu Thalib, dan sejauh lebih kurang 5 meter terdapat kuburan Ummul Mukminin; 'Aisyah Istri Nabi Muhammad Saw, Saudah Binti Zam'ah, Hafshah binti Umar AlKhatab, Zainab Binti Khuzaimah, Ummu Salamah Binti Umayyah, Juariah Binti AlHaritsz, Ummu Habibah, Ramlah Binti Abi Sufyan, Shafiah Binti Huyaya Binti AlKhatab.
Sekitar 15 meter dari sana, disebelah barat terdapat pula kuburan puteri Nabi Ummu Kalsum (wafat 9 H), Ruqayah, Zainab (wafat 8 H). Dan 25 meter darinya keselatan condong ketimur terdapat kuburan paman Nabi, Abbas Bin Abdul Muthalib, Hasan Bin Ali Bin Abu Thalib (cucu Rasulullah), puteri bungsu Rasul dari Khadijjah, Fatimahtuzzahra, Ali Bin Abu Thalib, putera Rasulullah Saw, Ibrahim (wafat usia 22 bulan atau 16 bulan, sekitar 3 bulan menjelang Nabi Muhammad wafat) dan Imam Malik Bin Anas (179 H).
Disana juga terdapat kuburan Abdurrahman Bin 'Auf, Saad Bin Abi Waqas, As'ad Bin Zurarah, Hunain Bin Huzafah, Fatimah Bin As'ad (Ibu dari Ali Bin Abu Thalib), dan sekitar jarak 135 meter dari sana terdapat kuburan Usman Bin Affan (wafat 35 H atau 656 M).
Adapun kuburan Khadijjah Binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah Saw dan Maimunah Binti AlHarits, istri Rasulullah yang terakhir, terdapat dikota Mekkah dimakam Ma'ala atau nama lainnya Ma'ulla.
Sejahtera untukmu ya Nabi Allah, Rahmah dan Berkah jugalah untukmu
engkau telah Dengan susah Payah melepasKan umat manusia dari belenggu kebodohan dan kejahilIyahan, penuh sakit dan derita engkau tanggung demi Syiar Allah.
cinta kasihmu terhadap umat manusia, tidak akan pupus diterjang masa.
ajaranmu, risalahmu akan tetap terjaga sampai kapanpun
tidak ada satupun yang dapat merobohkan api kebenaranmu !
Adam mengenalnya dan memanjatkan doa melalui dirinya dan dia mengambil perjanjian dari semua Nabi dengan dirinya sendiri. Dia mengambil kesucian Adam, ratapan Nuh. Bagian dari ajarannya mengandung pengetahuan tentang Idris. Termasuk dalam pengalaman-pengalaman ekstasenya adalah kesedihan Ya'qub. Didalam misteri ekstasenya adalah ketabahan Ayub. Tersimpan dalam dadanya tangisan Daud. Hanya sebagian dari kekayaan jiwanya telah melebihi kekayaan Sulaiman. Dia menyatukan kedalam dirinya persahabatan Ibrahim dengan Tuhan. Dia mencapai pembicaraan Musa, kawan berbicara Tuhan dan lebih dimuliakan dibandingkan para raja yang paling tinggi. Dia melebihi para Nabi lainnya bagaikan matahari melebihi bulan dan samudera melebihi setetes air.
the End.